Dualisme Descartes: Memahami Hubungan Antara Pikiran dan Tubuh.
Ren Descartes adalah seorang filsuf terkenal dari abad ke-17, dia lahir pada tahun 1596 di Prancis dan meninggal pada tahun 1650 di Swedia. Descartes dikenal sebagai salah satu tokoh utama dakam pemikiran filsafat modern, dan latar belakang pemikiran Descartes sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan pada zamannya. Untuk mencari dasar yang pasti dan tak tergoyahkan untuk pengetahuan manusia, Descartes menggunakan metode keraguan radikal dalam mencapai kebenaran yang tak terbantahkan. Dia berpendapat bahwa seseorang harus meragukan segala sesuatu yang mungkin diragukan, bahkan pengetahuan yang kita anggap pasti.
Salah satu kontribusi penting Descartes dalam pemikiran filsafat adalah prinsip "Cogito, ergo sum" atau "Aku berpikir, maka aku ada". Dengan prinsip ini, Descartes mencoba membuktikan keberadaan dirinya sendiri sebagai entitas berpikir yang rasional. Â Descartes juga mengembangkan metode deduktif dalam pemikirannya. Dia memisahkan dunia fisik dan dunia pikiran menjadi dua substansi yang berbeda, yaitu res extensa (substansi materi) dan res cogitans (substansi pikiran). Pemisahan ini disebut Dualisme Descartes, yang berhasil mempengaruhi pemikiran filosofis dan ilmiah selanjutnya, serta memberikan kontribusi besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan modern.
Dualisme Descartes adalah konsep filosofis yang dikemukakan oleh Rene Descartes yang memisahkan antara pikiran dan tubuh sebagai dua substansi yang berbeda. Bagi Descartes, pikiran atau jiwa adalah substansi yang tidak tergantung pada materi dan tidak dapat dijelaskan secara fisik. Ini adalah pusat kesadaran, pikiran, dan kehendak yang memungkinkan seseorang untuk berpikir, merasakan, dan memiliki pengalaman subjektif. Pikiran tidak terbatas oleh ruang dan waktu, dan dapat berinteraksi dengan dunia melalui tubuh. Di sisi lain, Tubuh, adalah substansi materi yang terikat oleh hukum fisik dan terletak dalam ruang dan waktu. Tubuh adalah tempat di mana pikiran berinteraksi dengan dunia fisik melalui indra dan gerakan fisik. Tubuh dapat dipengaruhi oleh kekuatan fisik dan proses biologis.
Menurut Descartes, interaksi antara pikiran dan tubuh terjadi melalui kelenjar pineal, yang ia anggap sebagai titik pusat penghubung antara pikiran dan tubuh. Meskipun pikiran dan tubuh terpisah, mereka saling berinteraksi dalam mempengaruhi satu sama lain. Konsep dualisme Descartes ini berdampak penting dalam pemahaman tentang manusia dan alam semesta, yang mana mengakui adanya dimensi non-fisik dalam diri manusia dan memberikan dasar bagi kebebasan kehendak dan eksistensi jiwa yang abadi.
Pada konsep interaksi antara pikiran dan tubuh dalam dualisme Descartes menjelaskan bahwa pikiran dapat mempengaruhi tubuh dan sebaliknya. Pikiran memiliki kemampuan untuk mengirimkan perintah kepada tubuh melalui sistem saraf, yang kemudian menghasilkan respons fisik. Contohnya, ketika pikiran seseorang memutuskan untuk berlari, sinyal tersebut dikirim ke otak kita, yang kemudian mengirimkan sinyal ke otot-otot kita untuk bergerak dan berlari. Pikiran seseorang juga dapat mempengaruhi respons emosional kita terhadap situasi tertentu. Misalnya, jika seseorang merasa bahagia, pikiran orang itu dapat menyebabkan pelepasan hormon-hormon yang memberikan perasaan bahagia dan meningkatkan suasana hati. Di sisi lain, tubuh juga dapat mempengaruhi pikiran seseorang. Misalnya, ketika seseorang merasa lapar, tubuhnya mengirimkan sinyal ke otaknya bahwa dia perlu makan. Hal ini dapat mempengaruhi pikiran orang itu untuk mencari makanan.
Namun, walaupun dikatakan adanya interaksi antara pikiran dan tubuh, Descartes juga berpendapat bahwa keduanya tetap terpisah sebagai dua substansi yang berbeda. Pikiran memiliki eksistensi yang independen dari tubuh dan tidak terikat oleh hukum fisik. Konsep ini telah menjadi subjek perdebatan dalam filsafat dan ilmu kognitif modern. Beberapa filsuf dan ilmuwan berpendapat bahwa interaksi antara pikiran dan tubuh lebih kompleks daripada yang diajukan oleh Descartes, dan bahwa ada ketergantungan yang lebih erat antara keduanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H