Mohon tunggu...
Jeilanzia T S Alves
Jeilanzia T S Alves Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

dayseeyou

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hubungan antara Positivisme Auguste dan Metode Ilmiah

12 Januari 2024   01:10 Diperbarui: 12 Januari 2024   01:12 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hubungan antara Positivisme Auguste Comte dan Metode Ilmiah

Auguste Comte sendiri merupakan seorang filsuf dan sosiolog Prancis yang lahir pada tanggal 19 Januari 1798 di Montpellier, Prancis. Dia adalah pendiri aliran pemikiran positivisme dan dianggap sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah sosiologi. Comte memiliki latar belakang pendidikan teknik, namun kemudian beralih ke bidang filsafat dan sosiologi.

Positivisme adalah sebuah aliran pemikiran dalam filsafat dan sosiologi yang dikembangankan oleh Auguste Comte pada abad ke-19. Positivisme Comte mengusulkan bahwa pengetahuan harus didasarkan pada fakta-fakta yang dapat diamati dan diukur secara objektif. Menurut positivisme, pengetahuan yang sah tidak diperoleh melalui spekulasi atau keyakinan subketif, melainkan hanya dapat diperoleh melalui metode ilmiah dan pengamatan empiris. Selain itu positivisme juga menganggap bahwa pengetahuan ilmiah harus berguna untuk memecahkan masalah sosial dan meningkatkan kesejahteraan umum.

Comte berpendapat bahwa manusia dapat memahami dunia melalui pengamatan dan analisis data yang objektif, serta mengembangkan hukum-hukum umum yang berlaku untuk semua fenomena. Ia juga berpendapat bahwa manusia dapat mencapai kemajuan melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan menerapkan prinsip-prinsip positivisme dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, pandangan positivisme Comte juga telah dikritik oleh beberapa filsuf dan ilmuwan karena pendekatannya yang terlalu mekanistik dan kurang memperhatikan aspek-aspek subjektif dalam kehidupan manusia.

Adapun metode ilmiah merupakan pendekatan sistematis untuk memperoleh pengetahuan yang dapat diandalkan dan objektif tentang dunia. Metode ini melibatkan pengamatan, pengumpulan data, pembuatan hipotesis, pengujian, dan analisis untuk mencapai pemahaman yang lebih baik tentang fenomena yang diamati. Secara umum, metode ilmiah terdiri dari beberapa Langkah, yaitu:

  • Pertama, pengamatan dilakukan untuk mengumpulkan data tentang fenomena yang ingin dipelajari. Selanjutnya, berdasarkan pengamatan tersebut, sebuah hipotesis atau dugaan tentang hubungan antara variabel-variabel dapat dirumuskan. Hipotesis ini kemudian diuji melalui eksperimen atau pengumpulan data tambahan.
  • Selama pengujian, data dikumpulkan dengan cermat dan dianalisis menggunakan alat statistik atau metode lainnya. Hasil analisis ini kemudian digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis dan mencapai kesimpulan yang dapat diandalkan. Jika hasil pengujian mendukung hipotesis, maka hipotesis tersebut dapat diterima sebagai penjelasan yang mungkin tentang fenomena yang diamati.

Metode ilmiah juga melibatkan replikasi, yaitu mengulangi eksperimen atau pengumpulan data oleh peneliti lain untuk memastikan keandalan dan keberulangan hasil. Hal ini penting untuk memastikan bahwa penemuan atau kesimpulan yang diperoleh tidak hanya bersifat acak atau tergantung pada satu peneliti. Dan dengan menggunakan metode ilmiah, pengetahuan dapat dikembangkan secara bertahap dan berkelanjutan. Metode ini memungkinkan peneliti untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang fenomena alam dan sosial, serta membangun pengetahuan yang dapat diuji dan dipertanggungjawabkan.

Dari sini, kita dapat mengetahui bahwa antara positivisne Comte dan metode ilmiah tentu memiliki kaitan yang erat, sebab positivisme Comte mendukung penggunaan metode ilmiah dalam memperoleh pengetahuan yang objektif.  Dalam pandangan Comte, positivisme adalah pendekatan yang berfokus pada fakta dan fenomena yang dapat diamati dan diukur. Metode ilmiah adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data ini secara sistematis. Dengan menggunakan metode ilmiah, Comte berharap dapat mengembangkan pengetahuan yang objektif dan dapat diuji. Jadi, positivisme Comte dan metode ilmiah saling terkait karena Comte mempromosikan penggunaan metode ilmiah dalam mencapai pengetahuan yang objektif dan berdasarkan fakta. Salah satu contoh penerapan positivisme Comte dan metode ilmiah adalah dalam bidang ilmu pengetahuan alam seperti fisika, metode ilmiah digunakan untuk mengamati fenomena alam, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data melalui eksperimen, dan menganalisis data tersebut.

Misalnya, ketika ilmuwan ingin mempelajari gerakan benda jatuh bebas, mereka akan menggunakan metode ilmiah dengan mengamati dan mengukur waktu yang diperlukan untuk benda tersebut jatuh dari ketinggian tertentu. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis dan digunakan untuk menguji hipotesis tentang hukum gravitasi Newton. Dalam hal ini, positivisme Comte memandang bahwa hanya melalui pengamatan dan pengukuran yang akurat serta penggunaan metode ilmiah yang tepat, kita dapat memperoleh pengetahuan yang objektif tentang gerakan benda jatuh bebas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun