Mohon tunggu...
Jeihan Fauziah
Jeihan Fauziah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

SELFFF LOVE

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Menelusuri Tinta Historiografi Al-Biruni: Pionir Geodesi hingga di Juluki Bapak Farmasi dalam Peradaban Islam

28 Juni 2024   18:46 Diperbarui: 28 Juni 2024   19:13 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20210504144404-199-638392/al-biruni-tokoh-muslim-genius-guru-segala-ilmu-sainsInput sumber gambar

Al-Biruni merupakan seorang ilmuam muslim yang namanya sudah tidak asing di jajaran tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam peradaban Islam bahkan dunia.  Dengan kecerdasannya yang cemerlang, Al-Biruni dapat memberikan kontribusi yang luar biasa, salah satunya sebagai tokoh yang berperan aktif mencetuskan ilmu geodesi hingga banyak mendapatkan julukan Bapak Farmasi Islam.

Al-Biruni atau Abu Raihan Muhammad Ibnu Ahmad Al-Biruni lahir pada tahun 973 M di Kath, Khwarazm atau saat ini (Uzbekistan). Jejak ribuan pena dalam tulisan bukunya dimulai ketika beliau senang mempelajari berbagai bidang ilmu pengetahuan. Oleh karenanya, beliau juga dikenal sebagai salah satu ilmuwan terbesar yang memberikan kontribusi paling banyak dalam berbagai bidang disiplin ilmu, khususnya dalam kajian ilmu astronomi atau ilmu falak, antropologi, fisika, sejarah, geografi, hingga farmasi.

Dalam potret sejarah, Al-Biruni dapat mengembangkan pemikiran ilmiahnya saat beliau tinggal di lingkungan yang masih satu lingkaran dalam budaya Khorezmi. Lingkungan tersebut membentuk Al-Biruni menjadi seorang sejawaran Islam pertama yang menuliskan Sejarah Geografi, dan tertuang pada karya populer beliau mengenai India "Kitab fii Tahqiq maa li'l Hind min Ma'qulatin Maqbulatin fil 'Aql aw Mardhula", mengulas segala hal tentang peradaban India yang sudah maju dan luar biasa.

Sebutan Bapak Geodesi Islam beliau dapatkan setelah berkelana menjejaki perabadan India. Yaitu, ketika beliau melakukan pengamatan terhadap terhadap temuan naskah India yang berasal dari abad ke-6 SM. Melalui peristiwa fenomenal ini, beliau merupakan orang pertama yang dapat menghitung diameter bumi, atau yang saat ini kita kenal sebagai diameter lingkaran dengan besaran angka yang pasti yaitu 7,928 mil dan jari-jari sebesar 6,339 kilometer. Ia juga berhasil mengukur ketinggian gunung di India dan menghitung radius bumi dengan presisi yang mengagumkan. Keberhasilan Al-Biruni dalam mencetuskan teorinya membuat para ilmuwan berburu menggunakan teorinya sebagai alat untuk mengukur ketinggian Gunung Everest dan Pegunungan Himalaya. Berangkat darisana, Al-Biruni mulai dikenal sebagai Bapak Geodesi Islam, yaitu pencetus ilmu yang mempelajari bentuk, ukuran bumi, serta medan gravitasinya.

Sebuah terobosan baru juga tersorot pada gaya khas penulisan yang beliau gunakan dalam menuangkan pemikirannya adalah dengan meletakkan metode ilmiah modern sebagai dasar penulisan. Langkah-langkah penelitian yang ia jajaki juga berdasarkan data dan fakta yang valid melalui observasi dan pengamatan secara langsung.

Al-Biruni mengenalkan sebuah metode dengan suatu pendekatan yang baru pada sejarawan tentang sikap kritis yang penting dimiliki oleh sejarawan agar tidak menerima data begitu saja. Kemudian, setelah melakukan pengamatan dan merasakan pengalaman secara langsung, langkah selanjutnya ialah melalui interpretasi rasional. Al-Biruni sebagai sejarawan yang menggunaan metode dirayah atau menuliskan interpretasi secara rasional, maka dapat membuka wawasan histortis yang komprehensif dengan fokus pada pengamatan, penyaksian, dan pengalaman langsung. Dalam hal ini, Al-Biruni dapat dikatakan sebagai tokoh muslim yang mencetuskan teori eksperimen dalam sebuah penulisan karya sejarah, khususnya sejarah kealaman.

Tidak berhenti disana, setelah beliau cukup baik menguasai berbagai bahasa, seperti bahasa Arab, India, Yunani, dan Siria, pergulatan beliau dalam menelusuri jendala dunia berlanjut dalam eksperimennya pada kajian ilmu astronomi. Guru astronomi pertama beliau ialah Abu Nasir Mansur Ibnu Ali Ibnu Irak, ia mengantarkan Al-Biruni untuk menyelami dunia astronomi. Hingga Al-Biruni berhasil memberikan kontribusi melalui buku monumentalnya "Al-Qanun Al-Mas'udi" yang menuliskan tentang teori-teori perbintangan. Karya besar Al-Biruni ini menjadi sumber utama para ilmuwan dalam mempelajari pergerakan benda-benda di langit.

Selain itu, Al-Biruni dikenal dalam pemikirannya terhadap perhitungan hisab rukhyah yang berupa penentuan lintang atau bujur daerah menggunakan bintang sebagai alat patokan penanda. Beliau juga menghitung dan berhasil menentukan pergerakan tahunan matahari, pergerakan matahari ketika di Apogee, fenomena gerhana matahari, fajar dan terbenam. Hingga pergerakan bulan mulai dari anomali harian dan rata-ratanya, jarak antara bumi dengan bulan. Dan hingga saat ini beliau mendapati nominasi sebagai orang pertama yang menemukan perhitungan arah kiblat menggunakan aturan segitiga bola. Hebatnya adalah data-data yang beliau hasilkan tidak jauh berbeda dengan data modern saat ini.

Julukan kedua Al-Biruni sebagai Bapak Farmasi Islam pun dikenal setelah banyaknya kontribusi besar yang beliau sumbangkan dalam perkembangan ilmu farmasi melalui metode dan prinsipnya yang tertulis pada buku-buku beliau. Diantara buku-buku farmakologi beliau yang fenomenal ialah : 1) Kitab as-Saydalah fi ath-Thibb, sebuah buku yang mengulas tentang obat-obatan dan mengupas seluk beluk ilmu farmasi. Beliau tidak hanya menuliskan hal-hal mendasar, tetapi juga ulasan tentang tugas dan fungsi yang harus diemban oleh seorang farmasis. 2) Kitab Asy-Syahdalah, dalam buku ini Al-Biruni meninggalkan jejak-jejak ramuan dan cara meramunya.

Sebagai seorang ilmuwan yang sejati, Al-Biruni dapat menjadi contoh sempurna dalam membuka gerbang wawasan sejarah alam semesta. Mempelajari karyanya, memahami segala teori dan temuannya tidak hanya mengingatkan suatu masa pada luasnya ilmu pengetahuan, tetapi juga mengantarkan pada aspek ruhani atas besarnya kekuasaan Allah semata.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun