Mohon tunggu...
Jehezkiel
Jehezkiel Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

NIM: 43223110001 | Program Studi: Strata Akuntansi | Fakultas: Ekonomi dan Bisnis | Universitas: Mercu Buana | Dosen: Prof.Dr.Apollo,M.Si.,AK.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Sigmund Freud dan Fenomena Kejahatan Korupsi di Indonesia

24 November 2024   00:38 Diperbarui: 24 November 2024   00:38 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

- Budaya Korupsi: Korupsi telah menjadi budaya di beberapa lapisan masyarakat, sehingga dianggap sebagai hal yang normal dan diterima.

 2. Faktor Sistemik:

 - Kelemahan Sistem dan Kelembagaan: Sistem pemerintahan dan kelembagaan di Indonesia masih memiliki kelemahan yang membuka celah untuk korupsi, seperti alur birokrasi yang berbelit-belit dan regulasi yang terlalu panjang.

- Kurangnya Transparansi dan Akuntabilitas: Kurangnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan negara dan proses pengambilan keputusan membuka peluang untuk korupsi.

- Penegakan Hukum yang Lemah: Penegakan hukum terhadap kasus korupsi masih lemah, sehingga tidak memberikan efek jera bagi pelaku korupsi.

 3. Faktor Lingkungan:

 - Ketidaksetaraan Ekonomi: Ketimpangan ekonomi yang besar di Indonesia menciptakan kesenjangan sosial dan mendorong orang untuk melakukan korupsi untuk mendapatkan akses terhadap sumber daya.

- Kurangnya Pendidikan dan Kesadaran: Rendahnya tingkat pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang bahaya korupsi membuat mereka rentan terhadap perilaku koruptif.

 4. Faktor Psikologis:

 - Niat dan Kesempatan: Korupsi terjadi ketika ada niat dan kesempatan. Individu yang memiliki niat untuk melakukan korupsi akan mencari kesempatan untuk melakukannya.

Dampak Korupsi terhadap Masyarakat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun