Mohon tunggu...
Jefta Mesach
Jefta Mesach Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pribadi

Mahasiswa Trisakti School of Management

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Duka Mendalam Atas Gugurnya KRI Nanggala-402

27 April 2021   20:55 Diperbarui: 27 April 2021   21:42 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kronologi Rabu 21 April 2021 pukul 03.00 WIB, KRI Nanggala-402 mengajukan izin menyelam kepada Komandan gugus tugas penembakan (Danguspurla II) sesuai prosedur. Setelah mendapatkan izin menyelam, KRI Nanggala-402 secara tiba-tiba hilang kontak dan tidak dapat dihubungi. 

Segera dilaksanakan prosedur pencarian oleh unsur satgas yaitu KRI RE Martadinata, KRI Gusti Ngurah Rai, dan KRI Diponegoro menggunakan sonar aktif di sekitar area menyelam KRI Nanggala dengan menggunakan metode cordon 2000 yards namun tidak membuahkan hasil apa-apa. Kemudian dilaksanakan pengamatan udara menggunakan helikopter dan ditemukan tumpahan minyak di sekitar area menyelam KRI Nanggala. 

Pada pukul 14.00 diberangkatkan KRI Rigel dari Jakarta dan KRI Rengat (satuan ranjau) untuk membantu pencarian menggunakan side scan sonar. Kemudian mengirimkan juga distress international submarine escape and rescue leaison office (ISMERLO) dan sudah direspon oleh Angkatan laut Singapura dan Angkatan laut Australia. Kemungkinan yang terjadi saat menyelam statis terjadi black out yang menyebabkan kapal tidak terkendali dan tidak dapat dilaksanakan prosedur kedaruratan. 

Selain itu juga seharusnya ada tombol darurat untuk menghembus agar kapal dapat timbul ke permukaan sehingga kapal jatuh pada kedalaman 600-700 meter ke dasar laut. Sedangkan tumpahan minyak si sekitar area tenggelam kemungkinan dapat diakibatkan oleh kerusakan tangka BBM, bisa jadi retak akibat tekanan air laut atau pemberian sinyal posisi dari KRI Nanggala-402. Di hari yang sama, kapal penyelamat MV Swift Rescue dari Singapura menuju perairan Bali untuk membantu upaya pencarian.

Kemampuan oksigen kapal selam dalam kondisi black out adalah 72 jam. Maka jika hilang kontak pada Rabu 03.00 WIB maka oksigen dapat bertahan hingga sabtu 03.00 WIB. Kamis 22 April 2021 kapal penyelamat Malaysia MV Mega Bhakti bergerak menuju perairan Bali dari perairan Kinabalu Malaysia untuk bergabung dalam operasi pencarian KRI Nanggala-402. Berbagai alutsista diturunkan, diantaranya KRI Bung Tomo 357, KRI Diponegoro 365, KRI Kapitan Pattimura 371, KRI Karel Satsuit Tubun 356, KRI Hasan Basri 382, KRI Raden Eddy Martadinata 331, KRI Gusti Ngurah Rai 332, KRI dr. Soeharso 990, dan KRI Pulau Rimau 724, termasuk KRI Rigel. 

Kondisi kapal selam KRI Nanggala-402 dinyatakan masih sangat layak karena sudah di-docking (perawatan) terakhir bulan Januari 2020 di PT PAL. Presiden Joko Widodo memerintahkan Panglima TNI, KSAL, dan Basarnas untuk mengerahkan segala upaya seoptimal mungkin dalam upaya pencarian dan penyelamatan. Prioritas utamanya adalah keselamatan 53 awak kapal.

Pada Jumat 23 April 2021 TNI menyatakan kapal selamnya sudah diam dan tidak ada suara, sehingga hanya sonar yang bisa menangkap. Beberapa kapal bantuan dari negara tetangga seperti MV Swift Rescue (Singapura), MV Mega Bhakti (Malaysia), HMAS Ballarat dan HMAS Sirius (Australia) serta SCI Sabarmati (India) juga turut membantu operasi pencarian. 

KRI Rimau-724 mendeteksi satu titik magnet yang kuat kemudian selanjutnya TNI menerjunkan KRI Rigel-933 yang memiliki kemampuan sonar bawah laut untuk memastikan temuan tersebut. Komite Nasional Keselamatan Transportasi ( KNKT ) menerjunkan alat pendeteksi yakni unit Remoted Operated Vehicle (ROV) dan magnetometer untuk membantu melakukan pencarian.

Persediaan oksigen yang dimiliki KRI Nanggala-402 dalam keadaan black out seharusnya sudah habis. Pesawat milik US Airforce tiba di Bali. Pesawat yang dirancang khusus untuk memburu kapal selam itu diterjunkan untuk membantu pencarian KRI Nanggala-402 yang hilang di perairan Bali utara. Namun Pemerintah menyatakan status kapal selam Nanggala-402 berubah fase dari submiss (kapal selam hilang) menjadi subsunk (kapal selam tenggelam) dengan ditemukannya kepingan-kepingan kapal dan barang-barang milik para awak di sekitar lokasi terakhir kapal menyelam. KRI Nanggala-402 tenggelam di kedalaman sekitar 850 meter.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun