Mohon tunggu...
Jefry Albari Tribowo
Jefry Albari Tribowo Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Spesialis Andrologi

dr. Jefry Albari Tribowo, Sp.And adalah seorang dokter spesialis Andrologi dan produser musik di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Website: andrologibanjarmasin.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Kecil Kemungkinannya Resesi Seks Terjadi di Indonesia

18 Desember 2022   15:37 Diperbarui: 23 Desember 2022   07:38 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber: KOMPAS.com)

Pasangan yang childfree sendiri bukan otomatis berarti resesi seks, karena mereka masih melakukan hubungan seksual untuk kebahagiaan, tetapi melakukan metode kontrasepsi agar tidak terjadi kehamilan. Bahkan terdapat sebuah buku yang berpendapat bahwa pasangan yang melakukan childfree memiliki kebahagiaan lebih baik saat berhubungan seks.

Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah betul Indonesia akan mengalami resesi seks di masa depan?

Jika melihat faktor yang menyebabkan terjadinya resesi seks di Amerika, maka jawabannya menurut opini saya lebih kecil kemungkinannya terjadi resesi seks di Indonesia.

Hal ini dikarenakan terdapat perbedaan mencolok kultur antara Indonesia dan Amerika, di mana jika di Amerika angka seks bebasnya lebih tinggi karena anak muda yang lebih banyak diizinkan melakukan hubungan seks pranikah selama menggunakan pengaman.

Sementara di Indonesia sendiri kita lebih mempromosikan abstinen atau menghindari hubungan seks pranikah, walaupun tentu tak dapat dipungkiri masih ada anak muda yang melakukan seks bebas.

Itulah mengapa jika dilakukan survei, di Amerika akan lebih banyak terjadi penurunan jumlah hubungan seksual karena sebelumnya anak muda yang melakukan hubungan seks pranikah menjadi menurun karena adanya berbagai faktor di atas. Sementara di Indonesia, anak mudanya memang jauh lebih sedikit yang melakukan hubungan seks pranikah.

Poin mengenai zero growth sendiri menarik untuk diulas lebih lanjut. Memang, beberapa provinsi menunjukkan angka tersebut, tetapi sayangnya saya belum menemukan data yang mendalami lebih lanjut apa penyebab terjadinya zero growth tersebut. Apakah karena memang banyak pasangan yang memilih childfree? Atau justru dikarenakan semakin tingginya angka gangguan kesuburan dan angka kematian?

Gangguan kesuburan alias infertilitas merupakan isu global, di mana kejadiannya semakin tinggi akibat semakin parahnya polusi dan lingkungan, juga pula hidup yang tidak sehat.

Banyaknya pasangan yang mengalami gangguan kesuburan tentu juga dapat berpengaruh terhadap zero growth ini, sehingga hal tersebut tidak dapat dikesampingkan. Belum lagi tingginya angka kematian karena penyakit infeksi di masa pandemi beberapa tahun belakangan ini.

Sayangnya hingga saat ini, belum ada data yang mengulas penyebab pasti di balik zero growth ini dan berapa banyak pasangan yang benar-benar melakukan childfree.

Melihat dari fenomena-fenomena tersebut, sepertinya isu resesi ekonomi lebih menarik untuk diwaspadai dalam waktu dekat di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun