"Data menunjukkan bahwa 1 dari 5 pasangan mengalami kesulitan untuk bisa mendapatkan keturunan dalam 1 tahun pertama pernikahan."
Salah satu mitos yang mungkin paling sering kita dengar adalah: kesulitan memiliki keturunan selalu disebabkan karena adanya gangguan pada wanita.Â
Fakta yang benar adalah: kesulitan memiliki keturunan tidak hanya dapat disebabkan karena adanya gangguan pada wanita, tetapi bisa jadi karena ada kelainan di pria, atau bahkan kombinasi keduanya.
Gangguan kesuburan pada pasangan didefinisikan ketika ada pasangan yang telah 1 tahun menikah dan rutin berhubungan seksual tanpa menggunakan pengaman, tapi belum memiliki keturunan.Â
Data menunjukkan bahwa 1 dari 5 pasangan mengalami kesulitan untuk bisa mendapatkan keturunan dalam 1 tahun pertama pernikahan.
Ketika berbicara proses memiliki keturunan, maka ada 2 komponen penting yang harus dapat berfungsi baik. Pertama adalah fungsi reproduksi wanita dan yang kedua yaitu fungsi dari reproduksi pria yang optimal.Â
Apa yang terjadi ketika seorang wanita memiliki sel telur dan saluran reproduksi yang baik tetapi pada sperma laki-laki terjadi kerusakan? Tentu hasilnya pasangan tersebut akan kesulitan memiliki keturunan, begitu pula sebaliknya.
Dilihat dari data yang ada, penyebab gangguan kesuburan disebabkan oleh 33% faktor pria, 33% wanita, sementara sisanya faktor gabungan dari kedua pasangan.Â
Hal ini menunjukkan bahwa baik pria dan wanita memiliki kemungkinan gangguan sistem reproduksi yang sama besar dalam menyebabkan gangguan kesuburan.Â
Itulah mengapa, ketika ada pasangan yang sedang melakukan program hamil, istrinya perlu melakukan konsultasi ke dokter kandungan sementara sang suami perlu berkonsultasi ke dokter andrologi agar mendapatkan penanganan yang optimal.
Dari sudut pandang pria sendiri, ada berbagai faktor dan kemungkinan yang menyebabkan pria memiliki gangguan kesuburan, seperti permasalahan hormon, kelainan genetik, sumbatan saluran reproduksi, gangguan fungsi seksual, hingga kelainan sperma.Â