Pendahuluan.
 Orientalisme, seperti yang didefinisikan oleh Edward Said dalam karyanya yang berjudul "Orientalisme", adalah pandangan atau sudut pandang yang dibentuk oleh dunia Barat tentang Timur atau dunia "Oriental". Dalam era globalisasi yang semakin terhubung, persepsi dan citra yang terbentuk dalam orientalisme memiliki dampak signifikan terhadap hubungan dan interaksi antara Barat dan Timur. Oleh karena itu, analisis terperinci mengenai dampak orientalisme terhadap persepsi Barat terhadap Timur menjadi penting untuk memahami dinamika sosial dan politik saat ini.
Metode:
Metode penelitian yang digunakan dalam artikel ini adalah tinjauan literatur dari sumber-sumber akademik dan penelitian terkait. Pendekatan kritis digunakan untuk menganalisis dan menginterpretasikan data yang dikumpulkan.
Hasil dan Analisis.
1.Stereotip dan Klise
Orientalisme telah menciptakan stereotip dan citra klise tentang Timur di mata dunia Barat. Timur sering digambarkan sebagai eksotis, misterius, dan primitif. Stereotip ini menyederhanakan dan mengabaikan keragaman kompleks budaya dan masyarakat Timur.
2.Dominasi Pengetahuan Barat
Orientalisme juga telah memengaruhi dominasi pengetahuan dan penelitian Barat terhadap Timur. Studi Orientalistik dalam tradisi Barat sering kali mencerminkan pandangan kolonial yang meremehkan dan secara umum tidak memberikan representasi yang seimbang terhadap masyarakat Timur. Hal ini menciptakan ketergantungan intelektual Timur pada paradigma Barat.
3.Posisi Hierarkis
Dalam orientalisme, dunia Barat sering ditempatkan pada posisi yang lebih tinggi atau atas dalam hierarki peradaban dan budaya. Posisi hierarkis ini memperkuat hegemoni Barat dan menutup kemungkinan dialog yang setara dan saling menghormati antara Barat dan Timur.