Rabu, 24 Agustus 2022
Pesta Santo Bartolomeus, Rasul
Why. 21: 9b-14
Yoh. 1: 45-51
Hari ini Gereja merayakan Pesta St. Bartolomeus, Rasul. Nama Bartolomeus disebut dalam ketiga Injil Sinoptik sedangkan dalam Injil Yohanes disebut dengan nama Nathanael. Ia selalu disebut bersama dengan Filipus. Bartolomeus berasal dari Kana, Galilea, Israel Utara.
Setelah kenaikan Yesus ke surga, ia dikabarkan berkarya di India. Ada juga yang mengatakan bahwa ia menjadi misionaris di Ethiopia, Mesopotamia, Partia dan Liconia. Bersama Yudas anak Yakobus, ia membawa kekristenan ke Armenia. Karena itu, mereka berdua menjadi pelindung Gereja Katolik Armenia. Ia meninggal di Armenia dengan cara kepalanya dipenggal. Namun menurut cerita yang populer dikatakan bahwa ia dikuliti hidup-hidup dan disalibkan dengan kepada ke bawah.
Bartolomeus adalah rasul sejati. Walaupun sedikit skeptis dengan Yesus sebagai mesias, namun pada akhirnya ia berseru:"Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja Israel". Suatu pengakuan iman yang mendalam yang datang dari pengenalan yang sejati tentang Yesus. Karena itu Yesus menjanjikan kemuliaan dan hal-hal besar kepadanya. Kesejatian itu juga terbukti di dalam karya misionernya. Ia teguh kepada imannya akan Yesus, hingga mengorbankan dirinya sendiri.Â
Hendaknya setiap orang beriman juga memiliki kesejatian iman seperti St. Bartolomeus, Rasul. Menjadi pengikut Kristus yang militan. Tantangan dalam hidup adalah ujian untuk membentuk kesejatian. Maka janganlah menolak tantangan atau derita.
Zaman ini ada berbagai tantangan yang mengguncang iman kita termasuk kesetiaan dalam iman. Orang menjadi bingung, ragu-ragu bahkan meninggalkan imannya. Karena terbuai oleh tawaran ekonomi, iman ditinggalkan. Kadang belum menemukan jalan keluar untu sebuah persoalan, mulai meninggalkan iman. Kadang iman ditanggalkan atas nama jodoh dan cinta. Kadang iman ditanggalkan di dalam politik dan sebagainya.
Mari berjuang untuk menjadi orang beriman yang sejati. Sebab orang sejatilah yang akan masuk dalam Yerusalem surgawi. Orang-orang setia dan sejatilah yang akan sampai pada tujuan. Sta. Theresia Calcuta menulis:"kita dipanggil untuk setia bukan untuk sukses".