Mohon tunggu...
Jeff NdunJr
Jeff NdunJr Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Sampah Inzphyrasi

Menulis itu ilahi. Melaluinya setiap orang menjadi abadi dalam waktu dan ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Pilih Kasih; Bagilah Kasih

17 Februari 2022   05:25 Diperbarui: 17 Februari 2022   05:57 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kamis, 17 Februari 2022

Pekan Biasa VI
Yak. 2: 1-9
Mrk. 8: 27-33

"Jika engkau melayani orang dan mencari tahu dari mana mereka, maka engkau tidak akan menemukan wajah Allah" (Mgr. Gabriel Manek, SVD)

Sahabat-sahabat ...
Identitas seseorang dikenal dan atau bisa dibentuk oleh apa yang ia perbuat. Apa yang sering kita perbuat dan lakukan dalam hidup, bisa menjadi gambaran kita bagi orang lain. Kalau kita mencuri ya kita akan dikenal sebagai pencuri. Kalau kita tukang maki ya kita dikenal sebagai tukang maki. Kalau kita suka mendengarkan orang kita dikenal sebagai orang yang mendengarkan, dan lain sebagainya.

Yesus mempertanyakan identitasnya kepada murid-murid-Nya. Jawaban yang berbeda-beda dari para murid merupakan jawaban yang keluar dari pengenalan mereka atas apa yang Yesus buat atau lakukan. Akhirnya jawaban Petrus "Engkaulah Mesias" juga  sungguh keluar dari pengenalan Petrus akan hal-hal yang Yesus perbuat: mujizat penyembuhan, mujizat pengusiran setan dan tanda ajaib lainnya.

Sahabat-sahabat ...
Kita pun dituntut untuk membentuk identitas diri kita di dalam apa yang kita perbuat dan lakukan dalam hidup setiap hari. Kita adalah pengikut Kristus, maka hendaklah kita membuktikan identitas itu di dalam perbuatan kita. Kita mempertanggung jawabkan identitas di dalam kelakuan kita.

Salah satu perbuatan sebagai wujud identitas kita sebagai pengikut Kristus adalah tidak memilih kasih di dalam hidup ini. Tidak tebang pilih dalam bergaul. Tidak pandang bulu dalam pelayanan kita. Inilah nasihat Rasul Yakobus kepada kita sekalian. Ketika kita pilih kasih maka kita tidak akan berjumpa dengan orang lain tetapi berjumpa dengan diri sendiri.

Kristus datang untuk semua orang. Patutlah kita juga hadir untuk semua orang. Kalau kita hadir untuk segelintir orang, kita sudah menciptakan ketidak-adilan dalam diri kita. Itu berarti kita terpecah dan sama saja memberi noda hitam untuk identitas kita sebagai orang kristiani. Lagi Rasul Yakobus menasehati kita "kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri". Semua orang patut dan layak dikasihi, dilayani.

Lihatlah kabut pagi. Ia ada untuk semua tumbuhan. Ia ada untuk semesta. Pandanglah matahari, ia menyinari tanah yang subur dan gersang. Ia memberi pertumbuhan untuk pohon yang berduri maupun tidak. Alamilah cahaya bulan yang ada untuk semua malam.

Selamat Bermenung. Semangatlah melayani dengan sepenuh hati

Tuhan memberkati. Doa Para Malaikat, Bunda Maria, Para Kudus dan Mgr. Gabriel Manek, SVD menyertai kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun