Mohon tunggu...
Jefri RamandaWK
Jefri RamandaWK Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa LP3I

HOBI : Bermain Game Melakukan tugas kuliah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengapa Kita Bisa Mengalami Kecanduan?

19 November 2023   10:59 Diperbarui: 19 November 2023   11:02 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mengapa Otak Kita Mengalami Kecanduan?

Kecanduan adalah fenomena kompleks yang dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang, mulai dari substansi seperti narkoba dan alkohol hingga perilaku seperti judi dan penggunaan media sosial. Fenomena ini tidak hanya terbatas pada satu kelompok usia atau jenis kelamin, melainkan dapat memengaruhi siapa pun, tanpa pandang bulu. Mengapa kita bisa merasakan kecanduan? Apa yang terjadi di dalam otak dan psikologi kita sehingga sulit untuk melepaskan diri dari perilaku yang dapat merugikan?

1. Dopamin: Zona Kenikmatan Otak

Salah satu kunci utama dari kecanduan adalah keterlibatan dopamin, neurotransmitter yang terlibat dalam perasaan kenikmatan dan motivasi. Saat seseorang mengkonsumsi substansi atau melakukan perilaku tertentu yang menyenangkan, otak melepaskan dopamin ke dalam suatu wilayah yang dikenal sebagai "zonak kenikmatan." Dopamin menciptakan perasaan senang dan kenyamanan, menciptakan pengalaman positif yang diinginkan oleh otak.

2. Peran Neurotransmitter lainnya

Selain dopamin, neurotransmitter lainnya seperti serotonin, norepinefrin, dan endorfin juga terlibat dalam mekanisme kecanduan. Misalnya, serotonin berperan dalam mengatur mood dan kebahagiaan, sementara endorfin berperan dalam meredakan rasa sakit dan meningkatkan perasaan kesejahteraan. Gangguan dalam keseimbangan neurotransmitter ini dapat menyebabkan kecanduan, karena individu mungkin mencari cara untuk mengatasi ketidakseimbangan tersebut.

3. Perubahan Struktural dalam Otak

Penelitian neurologis menunjukkan bahwa kecanduan dapat menyebabkan perubahan struktural dalam otak. Beberapa zonak otak yang terlibat dalam kontrol impuls dan pengambilan keputusan dapat mengalami perubahan struktural yang membuat individu lebih rentan terhadap perilaku kecanduan. Ini menjelaskan mengapa seseorang yang terlibat dalam kecanduan mungkin menemui kesulitan untuk menghentikan perilaku tersebut meskipun menyadari konsekuensinya.

4. Faktor Genetik dan Lingkungan

Kecanduan juga memiliki komponen genetik dan lingkungan. Beberapa orang mungkin memiliki kecenderungan genetik yang membuat mereka lebih rentan terhadap pengembangan kecanduan tertentu. Sementara itu, faktor lingkungan seperti stres, traumatisasi, atau tekanan sosial juga dapat berperan dalam memicu dan memperkuat kecanduan.

5. Peran Psikologis dan Emosional

Selain aspek biologis, faktor psikologis dan emosional juga memainkan peran penting dalam kecanduan. Individu sering menggunakan substansi atau perilaku tertentu sebagai mekanisme koping untuk mengatasi stres, kecemasan, atau depresi. Maka dari itu, untuk berhasil melepaskan diri dari kecanduan, penting untuk memahami dan mengatasi faktor-faktor psikologis yang mungkin menjadi pemicu atau pemelihara kecanduan.

Kesimpulan:

Kecanduan adalah fenomena yang kompleks, melibatkan interaksi antara faktor biologis, psikologis, dan lingkungan. Melalui pemahaman yang lebih mendalam terhadap mekanisme kecanduan, diharapkan dapat dikembangkan pendekatan-pendekatan baru untuk pencegahan dan pengobatan. Ini melibatkan peran penting dari kedua individu yang terkena dampak dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan mental dan perilaku positif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun