Entah tulisan yang mendukung ataupun yang membenci PKS, banyak diantaranya yang sama sekali tidak mengedepankan etika dalam membuat artikel, apalagi komentatornya. Sebagian besar hanya dipenuhi oleh pembelaan berlebihan pada kubunya, sehingga nalar budi sama sekali tidak digunakan.
Pihak pembenci, apapun masalah yang terjadi, bahkan sampai isu masalah kopassus, sakit gigi, sampai dengan panuan pastilah dihubung-hubungkan dengan kasus LHI. Jangan-jangan masalah kudisan juga mau dihubungkan kesana.
Sementara itu, pihak pendukung PKS, kadang banyak yang memberikan komentar yang hanya mengandalkan emosi. Kadang kurang santun, sehingga sama sekali tidak menggambarkan sosok seorang yang mengemban label sangat Islami.
Sebagai contoh, salah satunya, tulisan terakhir dari Ninoy Karundeng, judulnya sih tentang Kopassus dan Komnas Ham, namun nggak ada hujan nggak ada angin, sebagaimana tulisan-tulisan Ninoy sebelumnya, tiba-tiba dibelokkan ke kasus LHI. Benar-benar "Jaka Sembung kejebur kali". Nggak nyambung sama sekali.
Hebatnya, tulisan-tulisan semacam ini menjadi langganan Trending Article. Bisa jadi karena: (1) adminnya error, (2) sadar atau tidak termasuk golongan pembenci PKS, atau (3) hanya karena pertimbangan trafik Alexa, dimana saat ini rating Kompasiana sedang melorot cukup tajam.
Setali tiga uang, tulisan para PKS lover-pun banyak yang hanya berupa tulisan jualan kecap. Hanya segelintir yang layak dan nyaman untuk dibaca. Sisanya bahkan hanya berbentuk tulisan asal comot dari media lain. Sama sekali tidak menggambarkan kelasnya sebagai kader partai yang cerdas. Bahkan cara berkomentarnya banyak sekali yang menunjukkan komentar kelas sampah. Waton suloyo.
Kalau seperti ini terus menerus, maka Kompasiana sangat tidak menggambarkan rumah sehat sama sekali. Semua tulisannya hanya didasarkan pada alat pemuasan kebencian pada salah satu kelompok, atau salah satu bentuk alat propaganda.
Kompasiana sudah berubah menjadi rumah maya tempat penebar fitnah, propaganda, dan bahkan mesum dan jorok. Eloknya, admin benar-benar sangat menyukainya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H