Mohon tunggu...
Jeffy Achmad
Jeffy Achmad Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Mahasiswa baru Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upaya Menanggulangi Kemiskinan di Indonesia dengan Sebuah Akronim

27 November 2024   18:23 Diperbarui: 27 November 2024   18:28 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tahun 2024 mendatang,  pemerintah tetap melaksanakan strategi dan kebijakan penanggulan untuk menurunkan angka kemiskinan, khususnya penghapusan kemiskinan dengan target nol persen angka kemiskinan di indonesia, meskipun penurunannya sudah turun sesuai yang diharapkan oleh pemerintah namun tentu akan ada beberapa upayang yang tetap akan dilanjutkan oleh pemerintah sesuai perintah Presiden RI 2024. Di era kepresidenan Prabowo Subianto upaya dalam menanggulangi kemiskinan cukup berjalan dengan baik tentunya dengan beberapa program yang dilakukan oleh pemerintahan.  

Dalam rangka penurunan angka kemiskinan ekstrim pemerintah dapat mempelajari beberapa program yang dilakukan oleh pemerintahan China untuk mengentaskan kemiskinan secara signifikan, dengan lebih dari 700 juta warga dari kemiskinan dalam waktu 40 tahun pasca reformasi. China memiliki program yang terencana dan terstruktur untuk mengatasi kemiskinan dan menjadi prioritas utama untuk pembangunan nasional. Program yang disebut melibatkan kebijakan yang komprehensif, diawali dengan pemerataan akses pendidikan, kesehatan dan infrastruktur, hingga memberikan lapangan kerja di daerah yang tertinggal. Keberhasilan yang dicapai untuk mengentaskan kemiskinan rakyat china juga dilakukan dengan sinergi anatar pemerintah dan rakyat.

Tindakan yang dilakukan oleh Pemerintahan China dalam Mengatasi kemiskinan : (1.)Program Prioritas Pengentasan Kemiskinan: Menjadikan pengentasan kemiskinan sebagai program utama dalam agenda pembangunan nasional, termasuk dalam rencana jangka panjang, (2.)Inspeksi dan Penelitian Lapangan: Presiden Xi Jinping melakukan inspeksi lebih dari 50 kali ke daerah tertinggal untuk memantau kemajuan program, (3.)Alokasi Dana Signifikan: Pemerintah pusat mengalokasikan dana besar, termasuk 18,948 miliar yuan untuk daerah tertinggal, dan 280 miliar yuan untuk proyek jalan antar desa, (4.)Revitalisasi Desa dan Infrastruktur: Membangun infrastruktur dasar seperti jalan, irigasi, dan akses air bersih untuk meningkatkan kualitas hidup di daerah miskin, (5.)Relokasi Penduduk: Memindahkan warga dari daerah pegunungan ke daerah yang lebih berkembang dan mudah diakses, (6.)Pemberdayaan Ekonomi Lokal: Mendorong wanita untuk bekerja di lapangan kerja yang disediakan pemerintah dan menyediakan dana untuk pendidikan pra-sekolah, (7.)Peningkatan Pelayanan Kesehatan: Mengalokasikan dana untuk meningkatkan pusat layanan kesehatan di tingkat akar rumput, dengan fokus pada daerah miskin, (8.)Kebijakan Keadilan Sosial: Menjamin perlindungan sosial seperti kelaparan, perlindungan anak, pendidikan yang layak, dan jaminan kesehatan melalui undang-undang, (9.)Keterlibatan Masyarakat: Melibatkan lebih dari 3 juta pejabat untuk terjun langsung ke daerah tertinggal dan bekerja sebagai relawan dalam program pengentasan kemiskinan. Dengan langkah-langkah ini, China berhasil menciptakan perubahan besar dalam kualitas hidup rakyatnya dan mengentaskan kemiskinan di hampir seluruh wilayah. Dengan tindakan yang dilakukan pemerintah China menargetkan 10 tahun kedepan angka kemiskinan ekstrem akan berada di 0% di tahun 2030.

Mengatasi kemiskinan di indonesia tidak bisa hanya mengandalkan dari program pemerintah saja tentu harus dengan pengedukasian terhadap masyarakat, sebagai mahasiswa di Universitas Airlangga akronim HEBAT adalah akronim yang digunakan Universitas Airlangga untuk menginspirasi mahasiswa nya untuk mebangun karakter mereka terutama mahasiswa baru, Baik ketika menempuh maupun usai menyelesaikan pendidikan di UNAIR. Istilah itu kali pertama disampaikan Rektor UNAIR dalam penyambutan mahasiswa baru.

H adalah akronim Humble-Honest; E, yaitu Excellent; B, yaitu Brave; A, yakni Agile; dan T, yaitu Transcendents. Karakter yang diajarkan UNAIR untuk mahasiswa juga dapat digunakan untuk mengimplementasikan karakter tersebut ke masyarakat dengan karakter HEBAT tentu akan membuat masyarakat menjadi masyarakat yang mampu memiliki etika yang bisa digunakan untuk bekerja seperti humble-honest yaitu mampu bersikap rendah hati dan mampu bekerja sama dan membantu dan juga jujur di tempat bekerja, excellent mengajarkan seseorang bahwa seseorang harus memiliki kemampuan yang mumpuni di bidangnya masing masing, brave untuk menjadi seseorang yang berkompeten mereka harus berani dalam mengambil keputusan dan juga berani mencoba hal baru, agile yang bermakna lincah, trengginas, dan cepat dimana seseorang yang harus memiliki sikap kepekaan dan daya responsif yang cepat untuk keadaan yang terjadi di tempat bekerja, dan transcendent segala sesuatu yang telah dilakukan dan dikerjakan oleh seseorang tidak boleh terputus dengan Tuhan karena ini adalah aspek yang penting untuk menjadi pengingat mengapa harus mengubah nasib dan alasan untuk bekerja keras.

Akronim HEBAT sangat cocok untuk mengedukasi masyarakat dan diharapkan untuk meningkatkan kompetensi masyarakat seperti yang diajarkan Universitas Airlangga kepada mahasiswanya dengan mengimplementasikan di kehidupan kerja dengan ini juga mampu menuntaskan poin-poin SDGs seperti No Poverty, Quality Education, Reduced inequalities, dan Decent work and Economic growth. Dalam kurun waktu 10 tahun kedepan dengan nilai nilai karakter dari akronim HEBAT, indonesia tentu akan menjadi negara yang berkembang karena masyarakatnya yang memiliki kompetensi yang tiap tahun berkembang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun