By Jeffrey Wibisono V
Loh…. Kok bisa jadi seperti ini ???!!!
Hatiku tercabik cabik pedih
Darahku mendidih bak magma kepundan gunung berapi
Kepalaku panas berasap tak bisa berpikir lagi
Mulutku terbungkam
Badanku bergetar berdiri gamang
Air mataku menganak sungai tanpa suara
Betapa dahsyatnya rasa sakit ini
Kau sahabatku
Kau teman dekatku
Hidupmu bergantung kepadaku
Kau salah satu hal terindah
Sampai rela kuberikan kepalakupun kalau kau memintanya
Aku terbuai
Aku terlena
Ternyata dibalik manis dan madu yang kau persembahkan padaku
Racun telah kau ramu
Aku lengah
Tidak ada syak wasangka
Sampai saatnya aku kau buat terpuruk
Kau rampas semua kejayaan dan kemerdekaanku
Kau putar balikkan fakta
Kau olah data
Di luar bagai madu, di dalam bagai empedu
Dan kau persembahkan aku kepada sang penguasa
Kau buat aku tak berdaya
Tak bisa aku berkata-kata
Aku gusar
Mataku nanar
Daripada hidup bercermin bangkai, lebih baik mati berkalang tanah!
Biar berputih tulang, jangan berputih mata
Tak sanggup rasanya aku menanggung malu
Dipermalukan
Dari apa yang tidak aku perbuat dan lakukan
Tapi aku tidak boleh mati sia-sia
Aku masih punya kewajiban untuk berguna bagi sesama
Aku beli petaka upetimu
Aku beli rejeki hidupmu
Dan aku bayar dengan doa-doa kepada Tuhanku
Dan aku bayar dengan daya upayaku
Apa seperti ini ya rasanya kalau mau jadi orang besar dan sukses ???
Harus siap dikhianati oleh orang terdekat
Harus sabar dan tegar melangkah
Menata puing-puing dengan hati yang luluh lantak
Melupakan kejadian buruk yang menimpa
Berdamai dengan diri sendiri terlebih dahulu
Sampai saatnya tiba
Aku kembali menjadi manusia merdeka !
Bali, 5 Oktober 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H