By Jeffrey Wibisono V.
Tidak banyak alasan ketika aku memutuskan untuk menyimpan
nomer handphonemu
alamat emailmu
profile facebookmu
juga messenger chatmu
Sekarang setelah sekian lama tersimpan
Banyak alasanku untuk men-delete namamu
Mungkin berkesan meng-ada-ada
Tetapi untuk membenarkan diri sendiri
Aku bisa mengatakan
Kamu adalah salah satu non-aktif profile
Kamu adalah one-way communication friend
hanya aku yang menghubungimu
tetapi kamu hanya kalau ada perlunya saja mengontakku
Kamu adalah orang yang pernah singgah dihatiku
Sudah tidak perlu lagi untuk dihubungi
Dan tidak perlu mencari tahu tentangmu
Kamu adalah orang yang tidak worthed untuk dipertahankan didalam record-ku
Karena kelakuanmu minus bikin aku sakit hati
Kamu sudah tiada, lenyap bersama hembusan angin
Kamu adalah orang yang sekedar kenalcukup dengan “say hi and bye”
Datamu sudah tidak up to date dan delivery mail error.
Gampangnya bisa dikatakan alasannya adalah
“sudah ndak perlu berhubungan dan ndak ada hubungan lagi lah!”
Dari beberapa alasan itu apa perlunya lagi menyimpan namamu?
Daripada menuh-menuhi daftar kontak
Kemudian memudahkan aku untuk search yang masih aktif
Itulah salah satu cara yang harus aku tempuh
Dengan men-delete namamu
Ijinkan aku melakukannya
Walau tanpa ijinpun tetap aku laksanakan sih sebenarnya
Sudah menjadi tidak penting lagi menyimpan nomer handphone, alamat email juga profil facebookmu
Ndak guna-lah pokoknya namamu ada di-record-ku
Kalau suatu saat kita cross our path lagi
Yaaaaa… let’s see lah
Bali 11 November 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H