Hidupku
Kini saatnya
Aku harus memutuskan untuk pergi
Melangkah menjauh merangkai jutaan kata-kata ke depan
Memahami situasi kekinian
Tanpa niatan balik menyakiti
Ada rasa jengah
Ada rasa khawatir
Ada rasa kehilangan
Tetapi
Ketika tidak ada lagi alasan untuk bertahan
Saat itulah kaki-kaki ini melaju pasti
Menghidupkan impian yang hidup
Mewujudkannya
Dalam hitungan Detik Menit Jam
Dalam hitungan Hari Bulan Tahun
Bersama aliran darah di tubuhku
Selama darah mengalir di tubuhku
Cintaku
Apa kabar cinta?
Bagaimana mungkin dibilang begitu mudah
Tidak mungkin pula dibilang selalu indah
Saat ini semua cintaku terbang melayang bermain di awang-awang
Pernah mencintai
Pernah dicintai
Pernah saling mencintai
Gejolak hati
Datang dan pergi silih berganti
Masih ada cinta kasih di dalam helaan nafasku
Selama darah masih mengalir di tubuhku
Dukaku
Perjalananmu bersamaku adalah sepanjang usiaku
Begitu banyak rahasiadan cukup menjadi masa lalu
Biarlah tidak usah diungkap
Biarlah tersimpan di benak
Biarlah keluar mengalir bersama air mata kemudian hilang terhapus jemari tangan yang mengusapnya
Biarlah lenyap bersama hembusan nafas diantara helaannya yang tak berwujud tak berwarna
Duka adalah palu gadaku
Duka adalah pembentukku
Duka adalah pelajaran hidupku
Duka adalah sumber kekuatanku
Duka adalah geliat gelinjang hariku
Selama darah masih mengalir di tubuhku
Hidupku
Sepanjang aliran darahku seumur hidupku
Aku telah mendapatkan banyak kepercayaan
Aku telah menjalani banyak kebahagiaan
Aku telah banyak melakukan kesalahan
Aku telah mengalami berjuta kekecewaan
Aku pernah remuk redam
Aku selalu menyimak pelajaran dari semua itu
Selama darah masih mengalir di tubuhku
Bali, 24 September 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H