Mulai dari gejala depresi, seperti bingung, malu, cemas, tidak percaya kepada diri sendiri dan orang lain, serta keinginan untuk bunuh diri, serta luka fisik yang dialami oleh remaja dapat diperoleh dari pasangannya sendiri. Namun, korban dari kekerasan dalam pacaran sulit untuk menyadari dan melaporkannya karena rasa sayang yang dimilikinya terhadap pasangan mereka. Akhirnya, sulit untuk mendeteksi kasus kekerasan dalam pacaran kecuali sudah berada di fase yang parah atau yang terlihat secara kasatmata. Oleh karena itu, diperlukan edukasi hubungan seksual yang aman dan bertanggung jawab sejak dini.
Risiko hubungan seks pranikah dan cara berhubungan seksual yang aman perlu ditanamkan kepada setiap remaja. Diperlukan keterbukaan dari orang tua sehingga informasi tersebut dapat diperoleh remaja dengan tepat sehingga mereka mampu memahami tanggung jawab dan dapat melakukan interaksi interpersonal dengan seluruh temannya secara hormat.Â
Tidak hanya itu, peran dari orang tua dan teman dalam mendeteksi hubungan pacaran yang manipulatif juga sangat diperlukan sehingga dapat mencegah remaja dalam mengalami kekerasan secara psikis, fisik, dan seksual. Maka dari itu, penulis akan mengunggah informasi tentang kekerasan dalam pacaran di media koran Kompasiana dan media sosial yang banyak digunakan oleh remaja, yakni Instagram dan Line.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H