Mohon tunggu...
Jeffry Kristiawan
Jeffry Kristiawan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

seorang mahasiswa kedokteran dengan keterbatasan ilmu yang dimiliki..

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Diabetes, Sudah seperti Smartphone

11 April 2014   20:52 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:47 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13972169441630950856

[caption id="attachment_331280" align="aligncenter" width="624" caption="Ilustrasi/ Kompasiana (shutterstock)"][/caption]

Jika di bidang teknologi sekarang smartphone menjadi trend di masyarakat, maka di dunia kesehatan ada hipertensi, jantung, gagal ginjal, dan diabetes yang memuncaki daftar penyakit terbanyak di masyarakat. Kalau kita membandingkan kehidupan dahulu jaman buyut kita dengan jaman sekarang, pasti bisa disimpulkan kalau jaman sekarang penyakit sudah bermacam-macam. Semakin berkembangnya jaman dan teknologi, semakin banyak penyakit bermunculan. Salah satunya diabetes yang juga sudah ngetrend seperti trend smartphone di era teknologi.

Yuk Mari kita bahas diabetes…

Diabetes merupakan salah satu penyakit gangguan metabolisme tubuh yang menyebabkan peningkatan kadar gula dalam tubuh (NORMALNYA 110mg/dL gula puasa dan 140 mg/dL gula 2 jam setelah makan). Menurut data epidemiologi, diperkirakan bahwa pada tahun 2030 prevalensi Diabetes Melitus (DM) di Indonesia mencapai 21,3 juta orang (Diabetes Care, 2004). Sedangkan hasil Riset kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, diperoleh bahwa proporsi penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu 14,7%. Dan daerah pedesaan, DM menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8%.

Diabetes Melitus terdiri dari dua tipe yaitu tipe pertama DM yang disebabkan keturunan dan tipe kedua disebabkan life style atau gaya hidup. Secara umum, hampir 80 % prevalensi diabetes melitus adalah DM tipe 2. Ini berarti gaya hidup/life style yang tidak sehat menjadi pemicu utama meningkatnya prevalensi DM.

DM tipe 1 merupakan jenis diabetes yang disebabkan karena insufisiensi produksi insulin di dalam tubuh. Perlu diketahui bahwa insulin yang dihasilkan oleh sel beta pancreas ini diperlukan bagi sel untuk mengubah glukosa menjadi energi dan berguna dalam proses metabolisme tubuh. Nah pada DM tipe 1 ini produksi insulin tidak tercukupi atau bahkan tidak diproduksi yang berakibat pada tingginya kadar glukosa dalam darah. Analogikan jika insulin itu adalah truk pengangkut dan glukosa adalah barang yang diangkut. Jika truk pengangkutnya kurang, sudah jelas kalau barang yang diangkut juga tidak terangkut.. hehehe itu mudahnya . Pada umumnya jenis DM ini sering ditemukan pada pasien usia muda atau bahkan anak-anak.

DM tipe 2 merupakan jenis diabetes terbanyak yang ada di masyarakat sekarang. Terjadi karena resistennya fungsi insulin untuk membantu sel mengubah glukosa menjadicadangan energi. Kalau dianalogikan sebagai truk pengangkut, insulin ini mengalami gangguan dalam fungsinya sebagai pengangkut, entah ban nya pecah, mesinnya rusak, baknya jebol dll. Hal ini menyebabkan glukosa tidak bisa dipakai oleh sel ecara maksimal sehingga kadar glukosa dalam darah tetap tinggi.Jika terjadi terus menerus maka dalam beberapa tahun DM tipe 2 ini juga akan menjadi DM relative defisiensi insulin, maksudnya jumlah insulin juga akan semakin sedikit diproduksi. Hamper sama pada DM tipe 1. Umumnya jenis DM tipe 2 terjadi pada usia dewasa pertengahan dan dipengaruhi sekali oleh gaya hidup. Masyarakat sekarang umumnya memiliki mindset bahwa DM tipe 2 merupakan penyakit keturunan. Saya bisa menjawab ya bisa menjawab tidak. Kenapa? Mungkin memang benar kalau DM akan diturunkan secara genetik dan bahkan resiko lebih besar terjadi pada keturunannya. Namun sekali lagi bahwa pada dasarnya kenapa DM tipe 2 bisa terjadi sekitar 80% disebabkan oleh gaya hidup. Jadi kalau memang kita punya riwayat keluarga mengalami diabetes, ya jangan putuh asa. Yang penting kan bagaimana gaya hidup kita. Hehehehe

Berikut saya akan bahas faktor risiko UTAMA apa aja yang mendekatkan kita dengan penyakit ini.

1.Gaya Hidup tidak sehat (makanan manis dan kolesterol tinggi, kurangnya aktivitas fisik, alkohol, rokok)

Ini sangat berpengaruh pada proses terjadinya diabetes. Semakin berkembangnya jaman sekarang, memberikan kemudahan bagi kita untuk hidup, semakin membawa kita kepada ancaman berbagi penyakit. Percaya atau tidak memang begitu kenyataannya. Kalau kita melihat anak-anak jaman sekarang mereka sudah disuguhkan berbagai jenis makanan fast food dan junk food. Yup jelas banget kalau itu ya  ga baik buat tubuh kan.. hehehe masih lagi mainan anak jaman sekarang ga jauh-jauh sama gadget. Duduk seharian main game dll. Jelas aktivitas fisik untuk anak-anak jaman sekarang jika dibandingkan anak-anak jaman dahulu sangat berbeda jauh. Itulah kenapa kita ga jarang melihat anak-anak jaman sekarang gemuk-gemuk.

Rokok dan alkohol juga ikut berperan sebagai faktor resiko. Pada dasarnya tubuh sudah dianugerahi oleh Tuhan kemampuan untuk membersihkan racun dalam tubuh agar metabolism tubuh tetap berjalan dengan baik, nah kalau kita mengonsumsi rokok dan alkohol sama saja kita memasukkan racun ke dalam tubuh. Jelas hasilnya akan mengganggu proses metabolism tubuh pada normalnya.

2.Obesitas

Ini erat kaitannya dengan gaya hidup dan aktivitas fisik. Kegemukan atau obesitas didefinisikan sebagai berat badan berlebih. Jika kita memakai rumus IMT (Indek Masa Tubuh) dengan rumus berat badan dalam kilogram dibagi tinggi badan dalam meter dikuadratkan, maka yang termasuk kategori obesitas jika indek masa tubuhnya >30 kg/m2 .beberapa study melaporkan bahwa jumlah komposisi lemak dalam tubuh (lebih khususnya daerah perut) erat kaitannya dengan resistensi insulin dan juga hipertensi.



3.Usia

Semakin banyaknya usia manusia, semakin organ tubuh mengalami penurunan kualitas kerjanya. Ini biasa terjadi pada pasien DM tipe 2 dan beberapa penyakit degenerative lainnya. Seperti hal nya mesin kalau dipakai terus juga akan menurun kulitas kerjanya.

4.Stress fisik dan emosional

Stres secara fisik maupun emosional berpengaruh pada keseimbangan tubuh atau di bidang medis sering disebut “homeostasis”. Ketika manusia mengalami stress, tubuh akan memberikan kompensasi dengan memproduksi hormon-hormon seperti kortisol yang berefek pada proses metabolisme glukosa, meningkatkan resistensi insulin dan penumpukan lemak di daerah perut.



Lalu apa saja tanda dan gejala jika seseorang terkena diabetes??

Tanda utama nya adalah 3P (Poliuri, Polidipsi, Polifagi)

1.Poliuri / sering buang air kecil

Ketika kadar glukosa dalam darah tinggi maka terjadi hiperfiltrasi pada ginjal sehingga kecepatan filtrasi ginjal juga akan meningkat. Akibatnya glukosa dan natrium yang diserap ginjal menjadi berlebihan sehingga urin yang dihasilnya banyak

2.Polidipsi / Haus, sering minum

Gejala ini erat kaitannya dengan poliuri yaitu sebagai kompensasi karena tubuh kehilangan terlalu banyak cairan. Ketika kadar gula dalam darah tinggi, maka akan menyebabkan kepekatan glukosa dalam darah. Hal ini menyebabkan berubahnya filtrasi ginjal menjadi osmosis (filtrasi zat dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah) sehingga kadar air dalam pembuluh darah akan berkurang karena terambil oleh ginjal.

3.Polifagi / cepat lapar dan lemas

Gejala ini muncul karena pada pasien diabetes, glukosa tidak dapat dirubah menjadi glikogen di dalam sel target. Hal ini menyebabkan tidak terbentuknya energy sebagai hasil akhir metabolism glukosa sehingga penderita diabetes mudah lapar dan merasa lemas.

Bagaimana Terapi pada penderita DM?

Umumnya obat diabetes terdiri dari berbagai macam. Memiliki cara kerja spesifik yang berbeda-beda. Kalau kita biasa datang ke rumah sakit umum/ puskesmas kita akan diberi obat “Metformin” dan “Glibenclamide”

Metformin merupakan obat antidiabetes efek lambat jenis insulin sensititizer yaitu bekerja dengan meningkatkan metabolism glukosa pada otot dan hati. Baik untuk mengontrol kadar gula darah puasa. Dosisnya 1-3x sehari sesuai kebutuhan dengan sediaan 500mg.

Glibenclamide merupakan obat antidiabetes efek cepat golongan insulin secretagogus yaitu bekerja dengan “memaksa” sel beta pancreas untuk menghasilkan insulin lebih banyak. Baik digunakan untuk obat diabetes post prandial/ gula darah acak. Untuk sekarang obat ini lebih jarang digunakan karena menurut penelitian efek samping jangka panjang obat ini kurang baik untuk fungsi pancreas. Namun pada kasus-kasus tertentu ketika penderita tidak memberikan efek yang bermakna dengan metformin, maka obat ini sering dikombinasikan dengan obat anti diabetes lainnya termasuk metformin. Dosisnya cukup1-2x sehari.

Obat-obat ini hanya mengobati simtomatis atau sesuai gejala, yang terpenting adalah terapi gaya hidup. Usahakan untuk berolahraga minimal 30 menit 5x dalam seminggu, makan makanan yang sedikit mengandung gula yang mudah dicerna dan diet seimbang. Perlu diketahui bahwa olahraga meningkatkan konsumsi glukosa tanpa harus diperantarai oleh insulin. Oleh karena itulah olah raga sangat direkomendasikan sebagai salah satu pilihan terapi untuk pasien diabetes. Dan jangan lupa untuk melakukan kontrol gula darah minimal seminggu sekali untuk monitoring

Sekian kita bahas tentang diabetes.

Kenali gejalanya, hindari faktor resikonya, dan mulailah hidup sehat.. semoga bermanfaat..

Oleh: Jeffry Kristiawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun