Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak berbanding lurus dengan perkembangan peradaban apabila teknologinya maju maka perkembangan peradabannya turun atau stagnan.
Pada dasarnya manusia merupakan ciptaan Tuhan paling mulia diantara makhluk lainnya. Manusia selalu mengalami perubahan, terbukti dari zaman ke zaman manusia semakin pintar mengelola alam namun pada hakekatnya, manusia tidak pernah merasa puas pada hasil yang dicapainya sehingga banyak kompetisi atau persaingan antar manusia agar meraka bisa lebih unggul dari pada manusia lainnya.
Untuk itu manusia menciptakan ilmu pengetahuan sehingga menghasilkan teknologi agar mempermudah manusia dalam melakuan pekerjaannya. Disisi lain teknologi justru membelenggu dan menguasai manusia.
Artinya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat membawa keuntungan yang sangat besar bagi kehidupan manusia, namun di sisi lain membawa bencana pada kehidupan manusia apabila disalahgunakan.
Hal ini terlihat dari adanya perang dunia pertama dan kedua. Diperang dunia kedua, Amerika menggunakan bom atom yang dijatuhkan ke Hiroshima dan Nagashaki sehingga membuat masyarakat di daerah tersebut mengalami kematian masal.
Teknologi diciptakan untuk kesejahteraan rakyat namun justru disalahgunakan demi nafsu keserakahan manusia tersebut. Terjadinya perang dunia satu dan dua membawa penderitaan bagi masyarakat yang negaranya ikut berperang.
Kejadian seperti inilah yang dikatakan sebagai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak berbanding lurus dengan perkembangan peradaban karena ketika globalisasi bertumbuh ke dalam segala aspek hidup manusia maka manusia mengabaikan moralnya.
Idealnya dengan iptek hidup menjadi mudah, dengan seni hidup menjadi indah dan dengan agama hidup menjadi terarah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H