Puji syukur yang tak terkira saya haturkan ke hadirat Tuhan karena saya punya sejumlah guru yang sangat luar biasa, entah itu karena kesabarannya, karena pengalaman mengajarnya, karena relasinya yang luas dan sebagainya.
Ibarat seorang manusia, tiap guru juga punya keunikan masing-masing, ada guru yang kreatif, guru yang selalu ikut pakem, guru yang high tech, guru yang (kadang-kadang) bikin bosan, dan sebagainya.
Penggunaan teknologi dalam mengajar memang sudah jauh hari didengung-dengungkan oleh pemerintah, menteri pendidikan dan jajarannya pun terus menerus berteriak agar sistem pendidikan Indonesia terus dipebarui.Entahlah mau dibawa ke mana pendidikan negeri ini, tetapi saya punya opini yang barangkali bisa didengar oleh mereka yang di atas sana.
Bagaimana Kalau Seandainya Guru Diharuskan Membuat dan Memberdayakan Blog?
Tentunya sudah ada banyak guru melek teknologi yang memanfaatkan internet, khususnya dalam mencari materi pelajaran. Namun jumlah guru yang mengajar menggunakan blog jelas masih bisa dihitung di negeri ini. Kenapa harus blog? Kenapa guru perlu punya blog?
Inilah jawabannya.
- Pemerataan pendidikan. Setiap guru punya ilmu untuk dibagikan, nah soal jarak dan waktu sekarang seharusnya juga tidak jadi soal. Bayangkan betapa indahnya ketika seorang guru luar biasa di ibu kota negara, kenyang dengan segudang pengalaman dan ilmu, mau membagi ilmunya lewat blog untuk seluruh anak Indonesia yang katanya layak dicerdaskan. Dengan blog, seorang guru bisa punya murid di seluruh Indonesia. Betapa bahagianya guru itu ketika ia bisa ikut serta berkontribusi mencerdaskan anak-anak dari seluruh Indonesia.
- Guru akan terus berusaha mengumpulkan ilmu. Ada yang bilang ikatlah ilmu dengan menulisnya, (ah indah nian kata-kata itu) dan sudah kita ketahui bahwa kegiatan mengelola blog adalah kegiatan yang tak akan terlepas dari yang namanya menulis. Semakin banyak seseorang menulis, semakin banyak ilmu yang ia serap dan bagikan. Dan jelas bangsa Indonesia berharap punya banyak guru yang cerdas dan senantiasa menambah database ilmu mereka.
- Branding. Saya lihat salah satu dokter, yang namanya Ryan Thamrin bisa punya acara di salah satu TV swasta. Saya mencoba membuat bayangan, seandainya guru matematika saya yang baik hati itu juga bisa tampil dan punya program TV sendiri. Ah betapa lengkapnya ia menjadi guru. Nah melalui blog, seorang guru juga bisa mem-branding profilnya sedemikian rupa, sehingga ia akan dikenal luas dan barangkali saja bisa sejajar dengan musisi, artis, atau atlet yang populer di luar sana. Saya yakin banyak diantara Anda yang berharap sinetron-sinetron yang (katanya) tidak mendidik itu mulai dikurangi dan diganti dengan acara yang bernuansa pendidikan.
- Sumber penghasilan tambahan bagi guru. Sudah bukan rahasia lagi bahwa blog bisa dibuat menjadi mesin uang. Di jaman informasi seperti ini, apapun bisa jadi duit, dan mengubah blog jadi duit bukanlah perkara mustahil saat ini. Tentunya guru yang kreatif akan mampu meraup rezeki lebih bila ia cerdik memberdayakan blognya.
Tak terbayang kalau guru seantero nusantara mengoptimalkan penggunaan blog, bukan tidak mungkin gerakan internet positif pun bisa semakin dahsyat dan Indonesia menjadi bangsa yang kian kuat di mata dunia.
Ya indah bukan buatan.
Semoga saja, guru-guru bisa kian memaksimalkan tiap inci potensi teknologi yang ada. Apalagi saat ini siapapun bisa dengan mudah membuat blog. Sudah ada banyak kursus, seminar, buku, video, nasihat, wejangan, mentor, yang siap membimbing guru-guru Indonesia lebih mengoptimalkan teknologi, khususnya media blog/website.
Optimis untuk Indonesia!!