Mohon tunggu...
Jeff Malayu
Jeff Malayu Mohon Tunggu... Penulis - Seorang Penulis

Manusia, makan nasi. 🗿

Selanjutnya

Tutup

Book

Resensi Buku "Gerpolek: Gerilya Politik Ekonomi"

12 Januari 2024   22:22 Diperbarui: 12 Januari 2024   22:26 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Gerpolek, Tan Malaka (Dokpri)

Buku yang ditulis pada tahun 1948, oleh Tan Malaka (Bapak Republik), ditulis ketika beliau dijebloskan kedalam penjara oleh saingan politiknya (Pemerintahan Orde Lama), walaupun tanpa dukungan referensi pun ia mampu menciptakan maha karya yang berjudul "Gerpolek: Gerilya Politik Ekonomi". 

Dengan membaca buku ini, kita seakan melihat sejarah dan bagaiman pecahnya partai Kiri dan Kanan oleh pelecehan yang dilakukan Belanda terhadap kedaulatan Republik Indonesia, tahun 1948. Belanda menawarkan perundingan yang dimana hanya menambah kesengsaraan dimasa mendatang. Dengan di Proklamasi-kan  kemerdekaan tahun 1945, tak sepatutnya Belanda berani menganggu dan tak sepatutnya perundingan itu terjadi. 

Selain sejarah, kita akan mempelajari konsep perang secara Gerilya yang menyesuaikan atmosfir Republik, dimana pegunungan/dataran tinggi dimanfaatkan sebagai bentuk perlawanan. Setelah itu, Tan Malaka menjelaskan mengenai organisasi dunia yang mewakili perdamaian. UNO, itulah nama organisasi tersebut. Bagi Tan Malaka, organisasi ini hanya akan memberi harapan hampa bagi negara yang ditindas seperti yang ia tuliskan bagaimana reaksi UNO dalam menanggapi pertikaian Israel-Palestina.

Entah bagaimana seorang Tan Malaka, bisa menyadari dampak yang ada dimasanya. Banyak tulisan beliau yang menjadi kenyataan dan lucunya pemerintahan dimasa itu mengabaikan dan menggadaikan SDA-SDM Republik, sehingga dimasa kini kita selalu menjadi pusat keuntungan oleh bangsa asing. Hasil alam kita yang kaya, dibeli dengan harga yang miskin.

Semua karya Tan Malaka adalah salah satu sumber pembangkit semangat generasi penerus bangsa.

Sekian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun