Mohon tunggu...
Jeff Malayu
Jeff Malayu Mohon Tunggu... Penulis - Seorang Penulis

Manusia, makan nasi. 🗿

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Rene Descartes yang Banyak Ditentang: Cogito Ergo Sum

17 Mei 2021   14:43 Diperbarui: 17 Mei 2021   15:00 1187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

  • "Dalamnya laut dapat diukur, dalamnya hati siapa yang tau?"

Pepatah diatas mungkin layak disandang "Rene Descartes". Siapa yang tidak mengenal filsuf ini. Adapun yang tak mengenalnya maka dari itu, " Tak kenal maka tak sayang". Dalam filsafatnya, Descartes membangun diri lewat tindakan berpikir, termasuk tindakan meragukan; Suatu himbauan langsung kepada intuisi. 

Pembahasan kali ini akan singkat, tak perlu menyediakan kopi seteko ataupun snack se kardus. Kali ini yang paling diperlukan ialah pola pikir yang kritis dan tak lupa juga dengan pendamping hidupmu (hidup tanpa cinta, bagai kapal Titanic tanpa lautan). Kembali ke laptop! Mari kita mengintropeksi bagaimana bisa Rene Descartes ditentang melalui kajian filsafatnya (Cogito). 

David Hume Mengkaji Dengan Cara Menghancurkan Teori Cogito

Cartesian (Kata sifat diambil dari nama Descartes) yang selama 300 tahun lebih berdiri hingga buku Meditations terbit pada 1641, masih kuat mendominasi dunia ilmu. Dikarenakan kajian skeptisme Descartes, rasionalisme hingga model kebenaran matematisnya yang sangat berpengaruh di era kebangkitan filsafat (Renaissance). Apapun persoalan mengenai dualisme psikofisiknya, pastinya akan menjadi rujukan diskusi oleh filsuf modern untuk memahami hubungan antara kesadaaan non-material dengan proses jasmaniah otak. 

Hingga seratus tahun kemudian, lahirlah seorang filsuf Skotlandia, "David Hume". Ia mengkaji Descartes dengan sangat keras tanpa ampun. Menentang  skeptisme dan menyangkal bukti Cogito dan bukti Tuhan milik Descartes sebagai teori omong kosong. Hume beranggap dualisme metafisik Descartes dan pernyataan didalamnya yakni ada dua macam zat, dengan sangkalan bahwa kita bisa mendapatkan bukti kalau zat mental atau fisik itu ada. Dengan menghapuskan ide sebab akibat milik Descartes. Ini sama halnya Hume mengkaji dengan cara menghancurkannya. Dari Hume, kita akan menjumpai kekuatan paling merusak dalam sejarah filsafat Barat. 

Kritik Serius Terhadap Buku Meditations

 kritik ini umumnya dinamakan lingkaran Cartesian. Dalam buku Meditations, Descartes menggunakan bukti yakni Tuhan yang maha-sempurna dan tak mampu ada untuk diyakini sehingga Descartes dapat pecaya pada ide yang jelas dan nyata dan benda diatas Cogito terhadap kebenaran yang lain. 

Namun, bukankah argumen tersebut akan menjadi lingkaran setan bagi Descartes? Karena untuk membuktikan Tuhan, ia harus menggunakan pemikiran yang benar² jelas dan nyata (Misalnya zat, sebab, akibat tak mungkin lebih besar dari sebabnya) bahwa keberadaan Tuhan merupakan jaminan. 

Kebanyakan orang modern tidak sepakat dengan pendapat Descartes, bahwa ide ketuhanan seperti yang dikemukakannya tidaklah universal dan tidak mungkin ide tersebut berlaku pada semua manusia. Banyak suku Afrika dan Indian yang tidak memiliki ide semacam ini. 

Dari bukti pertama hingga ketiga (baca: Meditations) mengenai keberadaan Tuhan masih dipertanyakan absolutnya. Apakah argumen Cogito dapat dipergunakan sebagai pembuktian? Ataukah sekedar omong kosong, persis yang dikatakan Hume? Biarlah sejarah yang membuktikan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun