Mohon tunggu...
Jefara Saputra
Jefara Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya membaca dan berenang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori belajar sosial Albert bandura

18 Januari 2025   13:57 Diperbarui: 18 Januari 2025   13:57 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Konsep motivasi belajar berkaitan erat dengan prinsip bahwa perilaku yang memperoleh penguatan (reinforcement) di masa lalu lebih memiliki kemungkinan diulang dibandingkan dengan perilaku yang tidak memperoleh penguatan atau perilaku yang terkena hukuman (punishment). Pada kenyataannya, konsep motivasi belajar dan penganut teori perilaku lebih memfokuskan pada seberapa jauh siswa telah belajar untuk mengerjakan pekerjaan sekolah dalam rangka mendapatkan hasil yang diinginkan (Bandura, 1977).

Pada Pendidikan modern penganut teori konstruktivisme memperluas fokus pembelajaran individual ke dimensi pembelajaran kolaboratif dan sosial. Konstruktivisme sosial bisa dipandang sebagai perpaduan antara aspek-aspek dari karya Piaget dengan karya Bruner dan karya Albert Bandura dengan Vygotsky. Istilah Konstruktivisme komunal dikenalkan oleh Bryn Holmes di tahun 2001. Pada model ini, "siswa tidak hanya mengikuti pembelajaran seperti halnya air mengalir melalui saringan namun membiarkan mereka membentuk dirinya (Soundtrack, 2008)." Pada perkembangannya munculah istilah Teori Belajar Sosial. Pijakan awal teori belajar sosial adalah bahwa manusia belajar melalui pengamatannya (observation) terhadap perilaku orang lain (Santrock, 2008).

Meskipun Classical dan Operator Conditioning dalam hal-hal tertentu masih merupakan tipe penting dari belajar, namun orang belajar tentang sebagian besar apa yang ia ketahui melalui aktivitas observasi (Soundtrack, 2008). Belajar melalui pengamatan berbeda dari Classical dan Operan conditioning karena tidak membutuhkan pengalaman personal langsung dengan stimulus, penguatan, maupun hukuman. Belajar melalui pengamatan secara sederhana melibatkan pengamatan perilaku orang lain, yang disebut model, dan kemudian meniru perilaku model tersebut.

Baik anak-anak maupun orang dewasa, belajar banyak hal dari pengamatan dan imitasi (peniruan). Hal ini terlihat misalnya ketika anak muda belajar bahasa, keterampilan sosial, kebiasaan, dan banyak perilaku lain dengan cara mengamati orang tuanya atau anak yang lebih dewasa lainnya. Banyak orang belajar akademik, atletik, dan keterampilan musik dengan mengamati dan kemudian menirukan. Menurut psikolog Amerika Serikat kelahiran Kanada yaitu Albert Bandura (dalam Ahmad, 2012), menyatakan bahwa belajar melalui pengamatan merupakan tipe belajar yang memainkan peran penting dalam perkembangan kepribadian anak.

Pandangan Albert Bandura Terhadap Teori Humanisme

Teori belajar sosial dikenalkan oleh Albert Bandura, menekankan pada komponen kognitif dari pikiran, pemahaman dan evaluasi. Menurut Bandura, Teori belajar sosial sering disebut sebagai jembatan antara teori behavioristik dan kognitif karena meliputi perhatian, memori, dan motivasi(Bandura, A., 1977). Di sinilah peran elemen sosial, bahwa seseorang bisa belajar informasi dan perilaku baru dengan melihat orang lain melakukannya.

Teori Social Learning dapat menjadi jawaban atas celah dari teori-teori belajar lainnya. pada teori ini, terdapat 3 konsep yang menjadi dasar (Santri, 2008), yaitu:

Manusia bisa belajar lewat observasi

Kondisi mental berperan penting dalam proses pembelajaran

Belajar sesuatu tidak menjamin perubahan perilaku

Menurut Albert Bandura (dalam Ahmad, 2012), sebagian besar perilaku manusia dipelajari secara observasi lewat modeling, sehingga dengan melihat bagaimana orang lain berperilaku, maka akan muncul konsep baru yang dipercaya menjadi cara bertindak yang tepat. Berikut ini cara agar teori sosial dapat berjalan efektif pada pembelajaran yaitu:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun