Mohon tunggu...
Jeff Sinaga
Jeff Sinaga Mohon Tunggu... Guru - Suka menulis, olahraga dan berpikir

pendidik, ju-jitsan, learn to stay humble and live to give good impact. :-) follow twitter: @Jef7naga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bila Kau Menyesal Mencintaiku

6 Oktober 2014   04:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:14 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku tersentak, terdiam, terpaku

Sesaat setelah kata itu terucap

Impianku mulai goyah

Sadarku tertegun seolah lama bermimpi indah

Aku sadar kata takkan terucap tanpa rasa

Rasa dengan makna yang mungkin bagimu tak sama

Hayalmu tinggi dan harapanmu berbeda

Sementara nyatanya masih merajut asa

Aku tak pernah tau apa yang ada dalam pikiranmu

Seperti sebuah misteri yang hanya terungkap oleh waktu

Denganmu hanya mampu lewati apa yang ada di depanku

Aku juga bukan yang Maha Memahami lagi Maha Melihat

Hanya seorang biasa yang belajar memahami rasa yang luar biasa

“tak apa” kataku, bila memang begitu

Tak pernah sebersit pun tuk halangi bahagiamu

“trima kasih” ucapku, kau telah ingatkanku

Tak pernah terpikir sedikitpun akan mendengar kata-kata itu

Bagimu selama ribuan jam yang terlewati

Mungkin mampu memudarkan cerita tentang kita

Mungkin memang aku kurang sempurna

Atau parasku kurang elok

Atau perangaiku kurang memikat

Atau hatiku juga kurang baik untukmu

Hingga membuatmu menyesal mengenalku



Naif memang bercermin dari semua kata-kata itu

Berharap sesuatu indah, namun kau berbeda

Impian mungil sederhana yang indah kelak mungkin ku bangun

Namun...ha.ha.ha.ha.ha.ha.ha

Terlalu indah mimpi itu sehingga membuatku candu

Enggan untuk melirik kenyataan

Hingga saat kau menyadarkanku

“padahal baru kemaren untuk kesekian kalinya aku serukan doa tentangmu”, bisikku dalam hati

Tentang rasa ini, tentang kita dan impian masa depan

Menyayangimu, menjagamu, melindungimu dan membahagiakanmu

Kesederhanaan harapan untukmu

Namun bila kau menyesal

Tak mengapa buatku

Aku takkan merapuh

Tak pula merana terpaku

Tak pantas bagiku menjadi pecundang

Bila kau masih menyesal, baik bagimu

Mungkin bukan aku dihatimu

Walau bagiku kau melekat dihatiku

Aku takkan menyesal

Sebab ku yakin dalam hati ini

Mencintaimu bukan suatu kesalahan untuk disesali

Meskipun tertalu banyak kesalahan demi kesalahan dariku

Kesalahan-kesalahan yang mendewasakanku untuk tulus mencintaimu

Pun segala yang terbaik tetap untukmu

Selama nafas dan raga masih hidup

Selama api ini masih menyala untukmu

Karena bagiku, dirimu adalah satu dari sekian anugerah terindah dalam hidupku

Namun bila kau masih saja tetap menyesal mencintaiku

Aku bersyukur untuk setiap waktumu

Doaku selalu untukmu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun