Mohon tunggu...
Jeeva
Jeeva Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Airlangga.

Seorang mahasiswa Hubungan Internasional yang berminat pada sejarah, isu sosial, dan budaya.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Review Novel Metamorfosis Kafka

27 Juni 2024   17:26 Diperbarui: 27 Juni 2024   17:28 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Seorang lelaki dalam kehidupan modern ini memiliki banyak kewajiban dan tanggung jawab, seperti menafkahi keluarga dan menjadi tulang punggung keluarga. Ketika seorang ayah dapat melakukan ini dengan baik, tentu ayah tersebut akan disayangi keluarganya. Inilah ekspektasi berkeluarga, kita berusaha untuk memenuhi satu dengan yang lain dan saling mencintai. Tetapi, bagaimana jika ekspektasi itu tidak terpenuhi, terutama dari sudut pandang seorang ayah. Semisal, ayah tersebut berhenti bekerja karena jatuh sakit, kecelakaan, dan sebagainya. Bagaimana respon keluarganya? Apakah istri dan anak-anaknya akan tetap mencintainya? Apakah mereka tetap menghargainya? Kalau menurut Kafka (2014) dalam tulisannya, Metamorfosis jawabannya adalah tidak. Menurut Kafka, seorang lelaki (ayah) dianggap hanya sebagai pemberi masukan bagi keluarganya. Tidak lebih, tidak kurang.

         Cerita The Metamorphosis tersebut dimulai dari sebuah pagi. Sebuah pagi yang mengubah karakter utama, Gregor Samsa menjadi sebuah monster mengerikan (dalam hal ini serangga raksasa). Pada awalnya mereka kaget dengan perubahan tiba-tiba tersebut dan merasa jijik, terutama ketika Gregor dicari oleh sekretaris perusahaan karena dia telat. Ayahnya Gregor yang ketika melihat Gregor dalam rupa tersebut, juga ingin membunuh Gregor saat itu juga. Satu keluarga tentu malah meninggalkan Gregor kecuali adik perempuannya Grete yang menemaninya dari waktu ke waktu. Gregor pun awalnya yakin, bahwa semuanya akan baik-baik saja dan kehidupannya tidak akan hancur.

Tetapi, semua itu hanyalah permulaan dari lebih banyak penderitaan lagi ke depannya. Oleh karna Gregor tidak bisa bekerja, bapak Gregor yang tua bekerja lagi dan semakin keras terhadap Gregor. Bahkan, Gregor dilempari sebuah apel karena Gregor dikira akan menyerang ibunya. Sedangkan, Grete yang awalnya merawat Gregor dengan memberikan makanan setiap harinya, menjadi membenci Gregor karena keberadaan Gregor dianggap sebagai sumber masalah bagi satu keluarganya dan mulai merawatnya dengan usaha minimum.

Tidak hanya itu, Gregor juga mulai kehilangan dirinya sebagai manusia. Perubahannya menjadi seekor serangga membuat dia tidak bisa merasakan makanannya. Walaupun Gregor mulai terbiasa dengan tubuh serangganya itu, kamarnya seiring waktu dikurangi barang-barangnya sehingga mengurangi bagian dari dirinya yang sebelumnya manusia.

 Gregor pun juga tidak melakukan apapun mendengar dan melihat kondisi finansial keluarganya dan sekitarnya juga menurun seiring waktu. Pembantunya dahulu dipecat dan digantikan dengan ibu tua yang lebih murah. Keluarganya semakin frustasi karena kondisi finansial yang melilit. Kondisi apartemen dimana Gregor dan keluarganya tinggal juga semakin buruk seiring waktu.

Cerita tersebut kemudian mencapai sebuah titik puncak, dimana orang-orang yang menyewa di apartemen Gregor marah akibat kondisi apartemen yang menjijikan. Oleh karena itu, keluarga Gregor sepakat untuk mengusir Gregor. Gregor yang sedang mengintip pembicaraan itu kemudian mengerti. Setelah percakapan tersebut, Gregor akhirnya ditemukan mati. Keluarga tersebut akhirnya merasa lega dan melanjutkan kehidupan mereka dengan damai.

Dari ringkasan tersebut, kisah tulisan Kafka merupakan sebuah tragedi yang mengerikan dan absurd. Seperti Gregor yang tiba-tiba berubah menjadi seekor serangga, kehidupan kita seringkali dihadapkan keabsurdan dunia dimana kita tidak memiliki kendali atas hal tersebut, dalam kecelakaan, sakit, dan sebagainya. Kemudian, kisah ini juga merupakan cerminan eksistensial diri kita dimana, ketika kita menjadi tidak berguna bagi masyarakat dan menjadi kasat mata di masyarakat, kita seringkali ditinggalkan begitu saja dan dianggap bukan manusia. Saya rasa kisah ini akan sangat mengena bagi kaum pekerja dan bapak yang setiap harinya, mereka banting tulang untuk memenuhi kebetuhan diri mereka dan keluarganya. Bagaimana bila aku sakit? Apakah keluargaku masih mencintaiku dan peduli kepadaku? Jawabannya tidak karena berdasarkan kisah ini, terkadang hubungan tersebut hanya bersifat transaksional. Nilai tersebut menghilang, ketika ayah tidak bisa memenuhi ekspektasi sebagai tulang punggung keluarga. Hal ini juga menjadi jawaban nihilis terhadap narasi dimana keluarga itu dibangun berdasarkan cinta dan kedekatan setiap anggotanya. Semua ini dibungkus dengan gaya bahasa yang elegan dan mudah dipahami. Tidak hanya itu, perbandingan suasana antara di awal dan akhir cerita juga menjadi kepuasan tersendiri, dimana suasana di awal masih ringan dan bahagia, dengan akhir yang berat dan kelam.

Tetapi, cerita ini tetap memiliki beberapa kekurangan. Tema dan pesan yang sebenarnya Kafka sampaikan terkubur di bawah konteks dan metafor yang sangat spesifik. Untuk mengapresiasi kisah ini sepenuhnya, pembaca harus mengenal Kafka sebagai seorang pribadi, mulai dari asal-usulnya sebagai seorang Yahudi-Jerman, dianinaya oleh bapaknya, merasa terisolasi di lingkungannya yang mayoritas orang Ceko, dan sebagainya (Steinhauer, 1983). Tidak hanya itu buku yang saya baca merupakan terjemahan ke bahasa Inggris yang berbeda dengan naskah aslinya dalam bahasa Jerman, sehingga nuansa-nuansa kecil tidak bisa ditemukan seperti ketika membaca naskah aslinya.

Walaupun begitu kisah ini merupakan sesuatu yang harus dibaca minimal sekali, terutama ketika orang tersebut berada di titik rendah hidupnya. Dengan menulis kisah yang nihilis, Kafka memberikan sedikit rasa nyaman bagi pembaca karena Kafka memahami kesulitan, kehampaan, dan ketidakadilan dunia ini melalui berbagai kisah yang dia tulis.

References

Kafka, F. (2014). The Metamorphosis and Other Stories (C. Moncrieff, Trans.). Bloomsbury USA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun