Kepercayaan adalah satu hal yang dimiliki oleh semua orang. Sesuatu yang bisa kamu letakan dalam kantongmu. Tidak bisa kamu genggam, tetapi bisa kamu berikan atau kamu simpan. Sesuatu yang jika hilang, bisa kamu miliki kembali dengan sedikit usaha.Â
Sesuatu itu tidak bisa kamu beli di warung terdekat, atau di toko belanja online. Tetapi, cobalah sesekali untuk belajar menggunakan kepercayaan seperti halnya saat kamu memutuskan untuk meminum secangkir kopi.
Apa hubungannya?
Memberi kepercayaan kepada orang lain (atau kepada diri sendiri) sama seperti meminum secangkir kopi.
Ada apa dalam secangkir kopi?
Kita semua tau bahwa kopi adalah zat yang memiliki kandungan kafein yang tinggi. Kita harus tau bahwa kandungan kafein yang berlebihan tidak baik untuk tubuh kita. Tetapi kita juga tau bahwa kopi menimbulkan efek candu.Â
Kopi juga bisa membuat kita ketergantungan. Kopi kadang menjadi jawaban bagi mereka jiwa-jiwa yang aktif dan bersemangat, membutuhkan tenaga dan waktu terjaga yang lebih panjang. Kopi memberikan harapan, untuk dapat membuat mata melek lebih lama.
Efek candu, ketergantungan dan harapan yang diberi kopi membuatnya menjadi minuman yang kerap kita percayakan. Seraya memberi tanda bahwa kopi akan selalu membantu kita. Selalu.
Padahal kita tau bahwa secangkir kopi yang kita minum setiap satu hari dalam satu tahun bisa menimbulkan ragam penyakit. Kurang tidur karena kopi bisa menimbulkan ketidakseimbangan pada kondisi tubuh kita. Belum lagi pengaruhnya terhadap lambung dan pencernaan.Â
Tetapi, kopi akan selalu baik bagi kita. Segala hal buruk yang ia miliki tidak mengurangi ketidakpercayaan kita kepada secangkir kopi. Kita akan tetap membeli satu bungkus Kapal Api untuk diseduh, atau secangkir kopi Starbucks (dengan harga yang lumayan) untuk kita teguk.Â
Hal baik dan buruk yang dimiliki secangkir kopi akan selalu kita percaya sebagai hal yang baik. Seburuk apapun implikasi yang diberikannya, kepercayaan kepada secangkir kopi akan selalu ada.