Mohon tunggu...
Jebe Harco
Jebe Harco Mohon Tunggu... pegawai negeri -

saya cinta Indonesia dengan bentuk yang lebih aduhai.. hidup Republik Indonesia Serikat..! long live United States of Indonesia..! Merdekaa!!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Profesi Dokter (Sekarang) Salah Kandungan Atau Salah Asuhan?

27 November 2013   12:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:37 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

apakah penghargaan kurang??

penghargaan yg gimana lg yg diinginkan dokter??apakah membiarkan kelalaian hukum terjadi itu sebuah penghargaan? apakah mengutamakan kelalaian hukum itu disebut kriminalisasi?

bicara mengenai kelalaian ,pasti akan bicara  kelalaian hukum yg menyeret culva, atau kealfaan (hukum)

kalo menyeret kelalaian medik maka akan membawa bawa istilah SOP,duty, dereliction of the duty, damage , direct causal relationship , n dsb yg bikin puyeng ngartiin..dan itu artinya menyeret pembuktian materiil..,materiil artinya bija jadi unsur..subyektif n objektif.. itu artinya bisa jadi makin pusing..

inilah hebatnya profesi dokter.. , krn mereka tau untuk pembuktiian materiil hanya mereka yang tau.. dan mereka bekerja di wilayah itu..,, mereka lupa kalo hakim n jaksa meliat dari sisi hukum itu belajar dgn seksama hukum kedokteran (yg mungkin udah dilupain oleh para dokter sekarang)..,,

sekilas..seolah-olah profesi ini hidup di dunia sendiri, dunia yg tidak boleh disentuh oleh apapun kecuali oleh uang duduk, uang medrep, uang tunjangan, uang lab, uang tindakan, uang rujuk dan uang2 lainnya.., jgn salahkan masyrakat bila menilai demikian, krn demikian faktanya.. meskipun bukan itu kebenarannya.., krn byk juga dokter yg ga glamaour, ga pernah liburan ke LN, selalu pilih yg cocok untuk obat.. n menjalankan profesi nya dgn amanah..

apakah sekarang byk dokter yg lupa akan sumpahnya?? wallahu alam.., apakah pantas kita menghukum dokter yg lupa akan sumpahnya?? bagaimana kalo itu terjadi dgn organisasinya?? bila manusia bisa hidup dgn hedonis ? apakah profesi juga bisa?? profesi hanya sematan, hanya jubah.. manusia yg menentukan gaya hidup seseorang.. coba perhatikan deh dgn seksama.. eksklusif mana kuliah kedokteran ama hukum?, seberapa banyak anak yg mau jadi dokter atau jadi jaksa..? pertanyaannya apakah semua anak bisa jd dokter? apakah krn kepintaran? keuangan? koneksi? wallahu alam..

ini bukan masalah profesi, bukan pula pribadi,, ini hanya masalah cara meliat.. ,yg satu melihat dari sini, yg satu melihat dari sana,, yang satu kena semat eksklusif..,yg satu kena semat bisa di suap..,,

diantara sekian profesi, mau tidak mau.. profesi dokter adalah profesi yg paling byk diinginkan, krn gengsi , moralitas, dsb.

fakta dilingkungan saya, dokter itu terkesan pintar, mobilnya terbaru dari medrep, rekeningnya gendut, rumahnya bagus, dpanggil dok, kerjanya 24 jam, banyak ditunggu orang, liburan ke LN, kalo jalan banyak yg ngikutin, dan suka nyuruh2 ..

fakta yg tidak diketahui mungkin hanya diketahui oleh dokter dan 'kroni2nya.'. ,,manajemen RS dan mungkin bagi yg megang askes, jamsostek, n jamkesmas mungkin sedikit tau jg fakta2 nya.. kwkwk

tulisan ini tidak bermaksud menyerang hanya mencoba saling jujur diantara dua posisi yang berbeda dalam meliat suatu perkara.. ,kalo di negara ini tinggal maka mau ga mau hukum lah yg diikuti.. ,krn negara ini berdasarkan hukum ,bukan berdasarkan medik,, kalo para dokter itu beranggapan profesi ini mulia paling tidak dia ingat sumpah nya.., kalo inget doang gimana ya..?

apakah tidak  ada rasa bersalah di benak dokter ketika dia gagal memenuhi janji UPAYA nya menyelematkan pasien?? atau rasa tidak bersalah itu sudah ditekan sekian dalam sehingga itu menjadi biasa..,, ga ad yg personal, keluarga pasien pasti memaklumi bahwa si dokter udah usaha.., n wajar juga kalo ga bisa menerima hasil dari upaya.. yg entah sesuai kkompetensiatau tidak, krn pasien ga tau ..keluarga ga pernah tau.. ,, yg mereka tau hanya..  bayar tagihan dan ada upaya, minimal penjelasan.. (bukannya jawaban tidak tau, atau nenteng gadget terbaru sambil cek pasien), mending jadi tukang gadget aja kalo gitu, ga usah jadi dokter kan gitu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun