[caption id="attachment_181142" align="alignleft" width="400" caption="source: www.kutukutubuku.com"][/caption] Penerbit : Gramedia Penulis : Rhenald Kasali ISBN : 978-979-22-8263-4 Halaman : 300 Sy baru beli buku ini 2 hari yg lalu. Belum sempet baca tuntas sebetulnya, tapi gpp lah kasih sedikit resensi ya, sy sudah menangkap pointnya. Isinya cerita sukses dan inspiratif dari bbrp entrepreneur pilihan. Ya sebetulnya tidak beda jauh dgn buku2 cerita sukses yg sudah banyak di luar sana. Dan memang sebenarnya ini bukan buku istimewa, apalagi boleh dibilang ini buku promosi, lha wong isinya ttg para entrepreneur yg selain dianggap berhasil, namun 'kebetulan' mereka semua bekerja sama dgn bank tertentu sbg sponsor. Analisanya menjadi tidak jernih, seolah2 kerjasama dgn bank nya itu menjadi kunci keberhasilan mereka. Buku ini mungkin rada cocok utk mereka yg masih pada tahap mencari ide usaha. Usaha yg dibahas di buku ini banyak macamnya, mulai dari konveksi yg sederhana, pelaku usaha batik, ahli teknik mikrohidro, produsen garam, distributor pupuk, produsen sandal hotel, produsen dodol, penjual coklat, pelaku bisnis timah, hingga peternak sapi perah. Semuanya sebenarnya inspiratif. Cerita keberhasilan seorang entrepreneur sesungguhnya selalu memberikan inspirasi. Meskipun sy pribadi justru mencari2 sebab kegagalan seorang entrepreneur. Tidak banyak yg membahas kasus kegagalan suatu usaha. Makanya sy lebih sering mencari di buku2 dari luar, contoh2 kasus dgn analisa2 dari para ahli management, spt bukunya Drucker on Management Cases. Format yg dipakai buku ini kira2 spt ini: satu cerita atau reportase disampaikan, lalu ditengah2nya diberi catatan yg disampaikan oleh Rhenald Kasali. Ada salah satu komentar yg menarik, di bagian tengah, kira2 spt ini "Semua orang bisa membuat lebih baik". Maksudnya kira2 begini, kita bisa melakukan inovasi di hampir semua bidang usaha jika kita mau. Ibaratnya, kita buka usaha pembuatan Tahu Tempe misalnya. Sepertinya usaha yg biasa2 saja kan? namun jika kita inovatif, pasti ada langkah inovatif yg bisa kerjakan. Misalnya, sistem distribusinya kita rombak, management produksi kita perbaiki, baik dari material maupun prosesnya, hingga kita lakukan branding. Nah, ide nya tidak baru, tapi ketika diterapkan prinsip2 inovasi, akan berbeda hasilnya. Dan sebenarnya itulah yg dilakukan mereka yg disebut cracking entrepreneurs di bukunya RK ini. Jadi bayangan sy kira2 spt ini (ini karena tidak dijelaskan di buku ini), buku ini disusun oleh satu tim survey, mereka inilah yg mewawancara mereka (entrepreneur) yg disebutkan di buku2 ini. Lalu RK memberikan catatan2 di setiap ceritanya. Namun jangan dibayangkan catatannya itu akan panjang lebar. Catatannya hanya 1 halaman paling panjang. Bahkan kadang2 cuma 1/2 halaman saja, singkat sekali, dan tidak tajam. Tidak diulas dimana letak inovasi yg dilakukan. Misalnya ada cerita ttg produsen bandrek merek Cihanjuang. Kebetulan dulu sy suka beli lewat internet. Diceritakan disitu bgmn dia melakukan invoasi melalui packaging, tapi tidak diberikan gambaran atau foto lebih bagus, dimana beda penampilan yg inovatif ini dgn yg konvensional. Utk ukuran RK, seorang doktor di bidang management, sy berharap banyak catatan yg lebih tajam. Sayang tidak terpenuhi di sini. Buku ini sebetulnya masih sedikit berhubungan dgn bukunya RK yg lama, Cracking Zone, sebuah buku yg mencoba mengangkat cerita2 ttg munculnya pelaku2 usaha baru, ketika situasi global yg berubah menuluar ke negera kita ini. Mulai dari internet yg semakin murah, teknologi seluler yg merasuk hingga ke pedesaan, hingga lahirnya masyarakat berpendapatan tinggi (menembus USD 3000). Lahirnya masyarakat baru ini, menciptakan peluang yg sangat luar biasa. Juga memunculkan konsumen2 baru dgn kebutuhan2 baru. Semuanya itu pasar dan peluang yg luar biasa bagi seorang entrepreneur. Kedua buku ini menurut sy saling berhubungan. Buku pertama terlalu hitech, contoh2 kasusnya lebih banyak yg berhubungan dgn kesuksesan pelaku2 usaha berkaitan dgn IT, sementara buku kedua lebih membumi. Sayang, terlalu banyak promosi pihak sponsor yg disebut2 di dalamnya shg mempengaruhi analisa penulisnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H