Mohon tunggu...
Jebe Dua
Jebe Dua Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

accidental entrepreneur komentator tinju

Selanjutnya

Tutup

Money

Entrepreneur: Jangan Tertipu Omset

5 Mei 2012   23:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:39 1631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah, anda semua pasti sering baca di koran2 kan, bgmn wartawan menulis reportase ttg dunia wirausaha, biasanya masalah omset selalu menjadi bagian yg paling disukai. Coba liat “Jual Sate Ayam, Raup Omset puluhan juta per bulan” atau “Pengusaha Jamur X mampu menjual ratusan juta setiap kali panen” Atau “Pemilik Warungkopi X Memiliki Omset Sekian ratus juga per bulan”. See? orang awam mana yg tidak ngiler?

Dalam hati pembaca yg awam pasti membatin: “wah, cuma jualan sate bisa dapet puluhan juta sebulan, gua juga mau cing!” atau “wah, cuma jualan kopi bisa dapet ratusan juta sebulan, gua juga mau!”…. cilaka benar. Omset ini masih jauh sekali dari net profit, atau net margin. Masih boanyak yg perlu dikurangkan dari omset. Mulai dari bahan baku, overhead (sewa tempat, listrik, gaji, dst), depresiasi, sampai beban bunga dan pajak. Nah angka yg net inilah yg jarang dimuat di koran2 tsb. Ya maklum, wartawan bukanlah pengusaha itu sendiri. Dia tanya omset ya dijawab omset, masalah nantinya net tinggal 2-3 jt dari yg puluhan juta, itu lain urusan. Tugasnya memang bikin pembacanya tertarik dan ngiler. hahaha….

Buat entrepreneur sejati, omset tidak pernah melenakan. Omset merupakan konsekuensi logis dari strategi yg kita jalankan. Omset menjadi salah satu indikator apakah arah yg kita tuju sudah benar atau tidak. Ketika turun, kita segera introspeksi, ada kesalahan apa yg sudah atau sedang kita lakukan? ketika omset naik, kita pun kembali introspeksi, apakah bisa bertahan lama dan tetap tumbuh? apa yg perlu kita lakukan?

Masalahnya justru ada pada pembaca awam yg tidak berhati2. Hanya tergiur pada angka2 omset yg dimuat di koran. Ketika tergiur lalu terjun mencoba menjadi pengusaha, ternyata baru sadar bahwa mendapatkan omset spt yg dimuat di koran tidaklah semudah bayangan, bahkan berdarah2, semangat jadi melorot. Mental jatuh. Lalu kapok jadi pengusaha. Nah kan, salah siapa kalau sudah begini?

Maksud hati sy sendiri, bukannya mau mendiscourage anda semua utk menjadi seorang entrepreneur. Justru sy ingin menunjukkan bahwa entrepreneur sejati adalah makhluk rasional sejati. Tidak gampang tergiur dgn angka2 semu. Dia berkepala dingin, fokus pada usaha pencapaian tujuan. Dia tidak melihat pada kondisi ketika sukses sudah dicapai saja, tapi pada bgmn menghindari kegagalan supaya bisa mencapai kesuksesan usaha nya.

Gampangnya, coba lihat Steve Jobs, Zuckerberg, atau Bill Gates, orang2 paling sukses di bidangnya, mereka apa pernah ngomongin omset? Mereka lebih sibuk pada inovasi yg perlu dilakukan perusahaannya. Ya kira2 gitu lah, ini cuma pendapat pribadi saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun