Mohon tunggu...
Jeba
Jeba Mohon Tunggu... -

Warga Negara Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pilih Ahok Bukan Supaya Bisa Atur Ahok

13 Juni 2016   08:50 Diperbarui: 13 Juni 2016   09:24 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Baru-baru ini saya nonton video di Facebook dimana di dalam rumah ibadah, ada beberapa cuplikan komentar salah satunya dari bekas menpora.

Video ini menggambarkan bagaimana Ahok tidak disukai dan agama dijadikan alat untuk tujuan itu. Belum lagi dari sebagian kaum legislatif baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah Ahok ingin dilengserkan dari pencalonan sebagai Gubernur DKI Jakarta. Serangan-serangan ini juga dilakukan konsisten dari kalangan yang menyebutkan aktivis masyakarakat. 

Tujuannya agar Ahok lengser (lihat saja kejadian  yang sama di daerah lain tidak ada gugatan dan hujatan). Bukan hanya nilai-nilai Suci Agama, Etika dalam berpolitik, Nurani sebagai  Aktivis, semua dilacurkan untuk seorang Ahok biar lengser. Sehingga Fitnah, Data Sesat dan Berita Pelintiran terus jadi senjata. Sampai undang-undang dirubah untuk proses PILKADA DKI ini. Tidak main-main dari tingkat pusat upaya ini dilakukan.

Menghadapi semua ini tentu Teman Ahok jangan menutup mata. Harus cari strategi agar tujuan Teman Ahok untuk tetap menjaga agar Ahok dapat dicalonkan tetap dapat dicapai. Dan mungkin saja salah satu strategi adalah Ahok masuk jalur partai. Dan jalur ini terbuka lebar sekarang karena teman Ahok itu sendiri juga. Partai partai mau mengusung Ahok justru karena melihat fenomona teman Ahok ini. Teman Ahok telah menyebabkan jalur partai berbenah dan salah satunya adalah mendukung Ahok meskipun Ahok tidak 'melamar'.

Biarpun Messi dan Ronaldo dalam satu tim, tetap dibutuhkan strategi untuk mendapatkan kemenangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun