Politik itu dinamis. Setelah KMP yang diklaim permanen maka buru-buru para politisi ngeles bilang politik itu cair.
Ahok ini benar-benar 'menyakiti' banyak pihak. Dia baik-baik saja ada beberapa pihak inginkan kejatuhannya apalagi berkata kasar. Bandingkan jika Ibu Risma yang marah-marah. Orang akan memuji pemimpin tegas, tapi kalau Ahok, pasti dibilang kasar. Begitu juga dengan ganjar yang banting-banting uang dan obrak-obrik pos petugas dishub, dibilang tegas.
Tapi kali ini Ahok sudah 'keterlaluan' belum juga resmi di KPU tapi berani sekali utak-atik 'kewibawaan' partai. Â Siapa yang begitu bodoh mau bersitegang dengan partai apalagi sebagai orang yang menginginkan jabatan gubernur DKI, PDIP menjadi salah satu favorit yang harus didekati, tanpa koalisi langsung bisa.
Ada beberapa tokoh menyampaikan bahwa Ahok telah keliru mengambil keputusan, berbahaya dan tidak melihat kondisi yang ada. Ahok bagaikan rusa, yang membangunkan srigala. Meskipun lincah tapi srigala terkenal dengan kemampuan menyerang sebagai kelompok tahu persis bagaimana mengepung mangsa  yang diincar bahkan seringkali dalam gelap, mangsa tidak sadari kehadiran srigala karena saat hendak beristirahat, justru saat mereka berburu.
Sama seperti komisi III, mereka langsung kompak membentuk kelompok bahkan panggilan pertama belum benar-benar ditolak sudah ada ancaman paksa dihadirkan. Yang mulia benar-benar menunjukkan kewibawaan, mengenai apakah sesuai aturan, itu nomor dua. Harga diri sebagai wakil rakyat (baca wakil partai) jangan dianggap sepele.
Prabowo telah di'tinggalkan' Ahok, Megawati juga tidak disungkemin Ahok....padahal kalau Ahok jeli, 'bos'pun harus menghormati anak-nya apalagi bunda...apakah Ahok tidak melihat hal ini. Sebagai orang lebih muda, Ahok harus tahu membawa diri dan mencari muka atau bahasa kerennya menjilat. Bukankah jabatan, mereka yang 'menentukan'?Â
Ahok telah melakukan keputusan gila dan tidak normal sebagaimana yang berlaku selama ini. Barusan Ibu Risma bilang, ketika dia mau cari jabatan, dia masuk partai meskipun di Surabaya banyak yang mendukungnya. Betul kan.....partai itu penting lalu kenapa Ahok lebih suka menjamin perasaan orang yang lebih muda, yang tidak punya partai. Mengapa Ahok mau tunduk pada anak-anak muda yang tidak punya basis organisasi kuat dan teruji. Ahok telah 'melecehkan' orang lebih tua.
Apa Ahok tidak menyadari bahwa mesin partai paling efektif dalam proses mendukung calon yang diusung. Lalu kenapa memercayakan proses strategis ini pada anak-anak 'ingusan' dalam berpolitik, polos dan hanya punya satu tujuan agar Jakarta lebih baik.
Tatanan yang berlaku selama ini dihancurkan seketika sama persis seperti Kalijodo....hancur berkeping-keping rata tak bersisa.Â
Sama seperti Dhani dan Yusril yang tiba-tiba bisa akrab dan duduk bersama. Dalam waktu dekat, tindakan Ahok ini akan mengakibatkan bersatunya tokoh-tokoh berwibawa dari partai....yang akan memberikan pelajaran pada anak-anak muda yang idealis tersebut bahwa....ini lo.....siapa yang memiliki kewenangan, yang menentukan siapa yang berkuasa!Â
Bukan tidak mungkin Prabowo dan Mega akan bersatu karena ditataran bawahan telah sama suara....'menyerang' dan siap menerkam si Ahok ini. Tokoh seperti Ahok ini benar-benar ngeyel....memberikan kepercayaan pada masyarakat tapi lupa memberikan hormat pada tokoh-tokoh partai. Memang sih...akan melayani masyarakat, tapi hormati dong tua-tua partai. (tradisi)