Mohon tunggu...
Jeba
Jeba Mohon Tunggu... -

Warga Negara Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Misalnya Jokowi Dilengserkan

29 Januari 2015   22:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:08 981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Siapakah yang paling diuntungkan?

Gus Dur populer di masyarakat, tapi kekuatan politik mampu melengserkannya. Kelompok yang mengangkat Gus Dur, kelompok itu pula yang melengserkan. Kita tidak ingin ada kekacauan, hanya orang yang terganggu sarafnya jika menginginkan Indonesia kacau. Tapi saat ini politikus lebih sibuk pikirkan kepentingannya daripada kepentingan bangsa. Dan dalam kondisi seperti ini paling mudah konspirasi direalisasikan.

Kita sudah melihat kiprah Jokowi. Sejak ditetapkan oleh KPU salah satu langkah Jokowi yang menurut saya fenomenal adalah mengunjungi dan bertemu dengan semua Ketua Partai kubu KMP termasuk terakhir dengan Prabowo yang dalam pertemuan tersebut langsung mengeluarkan keputusan menerima hasil Pilpres bahkan Prabowo hadir dalam pelantikan Jokowi. Jokowi saat itu belum dikelilingi oleh 'orang sekitar'. Kubu 'lawan'pun memuji tindakan Jokowi ini. Indonesia yang sejenak terbagi dalam dua kubu tiba-tiba merasakan bahwa hal tersebut hanyalah pesta demokrasi dan Nusantara menjadi sejuk sampai pesta pelantikan dapat digelar menjadi pesta semua kalangan.

Kembali ke topik, kekuatan KIH sebenarnya adalah pada sosok Jokowi. Sosok Jokowilah pemersatu KIH. Kalau Jokowi dilengserkan maka yang paling rugi adalah PDIP. Semua yang berbau PDIP di pemerintahan akan segera tergusur termasuk menteri Puan.  JK yang mantan Ketua Umum tentu tidak dapat diintervensi PDIP. KIH sebenarnya memperoleh kemenangan  karena pemilih melihat sosok Jokowi bukan karena kader partai. KIH pun hanya memiliki Jokowi satu-satunya yang punya elektabilitas untuk menghadang supremasi Prabowo. Jadi, jika Jokowi dilengserkan, maka sama dengan di DPR posisi pemerintahan akan disapu bersih KMP, begitu pula nanti pemerintahan tanpa Jokowi. Ingat, KMP-lah yang berkuasa di legislatif meskipun PDIP pemenang pemilu. KIH (baca PDIP) coba mengatur dan mendominasi Jokowi bahkan mulai membuktikan tuduhan lawan bahwa Jokowi Presiden Boneka.

Memang pelemahan Jokowi ironisnya, terjadi bukan karena serangan kubu KMP tapi karena KIH. Hal ini terlihat dari keputusan jumlah menteri, penetapan beberapa personil menteri meskipun melalui KPK tetap saja sudah memperlihatkan bahwa Jokowi tidak lagi leluasa menentukan kebijakannya. Jokowi mulai dipepeti setiap hari oleh 'orang sekitar' suasana sudah beda. Setelah pelantikan, makin terlihat nafsu untuk mengendalikan Sang Presiden. Dominasi ini makin terlihat ketika penunjukan Kajagung dan paling akhir pencalonan Kapolri serta pencopotan Kabareskrim. Kasak-kusuk saat ini pun semakin diperburuk oleh beberapa Kader PDIP mengeluarkan tuduhan dan pernyataan yang justru semakin melemahkan Jokowi. (Selalu partai tidak pernah belajar. Ketika berkuasa, tidak peduli kepentingan dan teriakan konstituen - terakhir Demokrat, dari urutan pertama melorot jauh ditinggal pemilihnya).

PDIP juga pemenang pemilu setelah BJ Habibi, tapi yang jadi Presiden adalah Gus Dur dari partai kecil (waktu itu), PKB. Pengalaman harusnya jadi guru yang baik tapi selalu saja berulang mencoba percaya diri dan tidak peka pada kepercayaan yang diberikan. Mohon maaf, Megawati juga dulu bisa menjadi Wakil Presiden dan kemudian menjadi Presiden menggantikan Gus Dur adalah hasil pasang badan (alm) Matori Abdul Djalil (Ketua Umum PKB waktu itu - koreksi bila salah).

Misalnya Jokowi dilengserkan maka PDIP-lah yang akan menanggung paling banyak kerugian tapi sejarah akan mencatat Presiden I Indonesia bukan dari tanah Jawa.

Sekedar curhat dari seorang rakyat 'tidak jelas'.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun