Mohon tunggu...
Jean Pratiwi
Jean Pratiwi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pandora Hearts

14 September 2015   00:45 Diperbarui: 14 September 2015   21:54 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Apa kau masih ingat semua kenangan yang selama ini sudah kita lalui bersama?

Album foto itu memanggilku dari sudut kamar, meraung untuk melihat isi yang ada didalamnya. Memang sudah lama sekali aku tidak menyentuhnya, membiarkannya sedikit berdebu. Membuatku berhenti sejenak, dan tanpa kusadari air mataku perlahan mulai jatuh ke pipi.

Aku tidak berani. Pengecut. Terlalu takut untuk mengingatnya kembali. Perlahan kutarik kakiku kebelakang menjauh, menoleh jendela yang saat ini sedang melukiskan awan hujan. Menawarkan aroma hujan, menyelimuti udara kamarku. Suasana dingin pun tak kalah memengaruhiku. Kubaringkan tubuhku diatas ranjang, dan tak lupa kubaluti juga tubuhku yang mulai menggigil ini dengan selimut.

Aku masih kedinginan. Seandainya ada engkau yang selalu bisa menghangatkanku disini..

***

Koridor mulai sepi, anak-anak yang lain sudah lama bergegas kerumahnya. Hanya tersisa aku di kursi koridor dan hujan yang sedang berjatuhan ke bumi, membasahi lapangan sekolah dan tanaman disekitarnya. “Hari ini sendirian?” tanya seorang lelaki yang tiba-tiba duduk disampingku. Seorang lelaki yang sudah lama aku kagumi, namun apa daya, aku tidak berani mengungkapkan perasaanku begitu saja. Sekali lagi aku memang pengecut. “Ah! Unn..” aku mengangguk mengiyakan. “Belum pulang? Lagi ga bawa payung?” tanyanya menginterogasi. “haha.. iya.. aku lupa.” jawabku. “Nanti kamu pulang naik apa?” “umm.. akan kupikirkan setelah hujannya reda.”

Suasana sekilas hening, dia tidak menjawab apapun. Sampai akhirnya dia mulai mengeluarkan sesuatu dari tasnya, jas hujan. “Titip tas sebentar, ya!” katanya seraya berlari kearah gerbang. “Hey!! Mau kemana?!!” teriakku. Asal pergi saja, tanpa memberitahuku, meminta tolong menjaga tasnya pula, bukannya malah menemaniku disini. Pikiranku bercampur aduk antara bingung dan jengkel.

Hampir 10 menit aku menunggu. “Kenapa aku malah terjebak disini bersama tasnya..uuuh..” gumamku. “Hei, udah lama nunggu?” “AH!! Kaget tau!” jawabku kaget. “Hahahaha, nih.” Dia hanya tertawa sambil mengulur sekaleng minuman hangat. Aah, sudah lama aku tidak melihatnya tertawa. Julukan “sok cool” dan sifat dingin selalu terpaku pada namanya, namun aku punya pendapat sendiri tentangnya, yang mungkin tidak diketahui banyak orang. “terima kasih.. nanti akan kugan-“ “gausah, anggap aja ini impas karena kamu udh jagain tasku.” jawabnya memotong ucapanku. “minumannya diminum, gih, nanti keburu dingin.” tambahnya.

Lama kita mengobrol, membuang waktu menunggu hujan reda. Namun senja itu hujan belum juga menunjukkan tanda akan reda. “Aku antar pulang saja, ya.” Ucapnya tiba-tiba. “Eh?!” Dengan segera ia menarik lenganku dan membentangkan jas hujannya ke kepalaku. “Kalau begini ga akan kebasahan, kan?” katanya sambil menarikku kearah parkiran motor. “Lah?! Terus kakak nanti keujanan dong?! Kayaknya aku pulang sendiri aja deh..” kataku berusaha memberhentikan niatnya. “Aku suka hujan kok. Walaupun hujan seperti tangisan air mata, namun terkadang dapat membuat beberapa orang disekitarnya bahagia.” Jawabnya dihiasi senyuman manis yang tidak biasa kulihat. Oh Tuhan, kenapa perasaan senang ini membuat hatiku berdebar-debar?

Aku terbangun. Memimpikan bayangan dari 3 tahun yang lalu pada hari itu. Tanpa sadar tubuhku beranjak menuju sudut kamar, meraih album foto itu. Kuseka covernya yang mulai berdebu, dan kubuka perlahan album itu. Aah, ternyata memang banyak kenangan yang sudah kami lalui bersama. Air mataku mulai berjatuhan membanjiri pipi. Namun kali ini bukan air mata kesedihan, namun air mata kebahagiaan. Terima kasih Tuhan.. Aku menyukuri waktu-waktu yang masih sempat dilalui bersamanya. Walaupun hati ini masih ada yang ingin disampaikan kepadanya, setidaknya aku tau, bersamanya aku bahagia. Semoga kau tenang berada disisi-Nya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun