Eksploitasi Anak Sebagai Pekerja di Bawah Umur

Semarang, 2019/11/25

MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU HUKUM BERHASIL MENDAPATKAN INFORMASI DARI DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK KOTA SEMARANG.

Service learning adalah tugas dilapangan yang disertai dengan pengabdian kepada masyarakat. Mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum telaha berhasil mendapatkan informasi terhadap eksploitasi anak sebagai pekerja di bawah umur.

Kami melakukan Observasi di beberapa titik jalan yang berada Kota Semarang dan terkejutnya kami masih banyak di jumpai anak-anak di bawah umur yang bekerja sebagai pengamis, pengamen dan penjual koran di jam-jam yang seharusnya mereka bersekolah di siang sampai sore hari. Karena kegiatan kami adalah kegiatan Service Learning, kami mendatangi Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kota Semarang untuk menanyakan apakah mereka mengetahui mengenai adanya "Eksploitasi Terhadap Pekerja Anak di Bawah Umur di Kota Semarang". Dan kami menanyakan upaya apa yang akan dilakukan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kota Semarang setelah mengetahui tentang hal ini.

Pihak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kota Semarang memberikan keterangan bahwa saat ini belum ada yang melaporkan mengenai eksploitasi pekerja anak di bawah umur, seperti anak yang bekerja sebagai pengemis, pengamen dan penjual koran. 

Hanya pernah ada kejadian anak dibawah umur yang menjadi pengamen ditangkap oleh Satpol PP, saat ditanya ternyata anak ini bekerja menjadi pengamen karena membolos sekolah dan ingin membantu perekonomian keluarganya yang kurang mampu. 

Tindakan yang dilakukan Satpol PP memulangkan anak ini kepada pihak sekolah dan memanggil orangtuanya untuk datang ke sekolah anaknya. Guna memberikan informasi dan teguran kepada orangtua anak karena seharusnya anak ini bersekolah bukan membolos sekolah demi bekerja. 

Serta orangtua dan anak harus berjanji di surat secara tertulis agar anak tidak mengulangi kembali tindakan membolos sekolah demi bekerja.