Perkembangan zaman merupakan sesuatu yang umum dirasakan oleh segala sesuatu di dunia. Tak ada satupun yang luput dari pengaruh perkembangan zaman. Bahkan segala aspek dalam kehidupan kita turut berkembangan linear dengan perkembangan teknologi. Tidak ada yang bisa lepas dari teknologi, termasuk dalam aspek keamanan negara. Seharusnya, perkembangan zaman bertumbuh linear dengan pertumbuhan aspek keamanan.Â
Namun, keamanan negara ternyata bukan malah berkembang ke depan menuju yang lebih baik, tapi berkembang ke belakang menuju yang lebih suram. Seiring dengan perkembangan teknologi dalam keamanan Indonesia, masalah kritis keamanan siber mulai bermunculan.Â
Data pribadi jutaan orang yang disimpan dalam sistem pemerintah dan perusahaan tersebar begitu saja ke khalayak umum, menciptakan keraguan bagi setiap masyarakat untuk mempercayakan data masing-masing pribadinya ke pemerintah. Serangan siber terjadi berulang kali tanpa ada penanganan yang memadai, padahal pemerintah sudah mencairkan dana ratusan juta untuk kasus ini.Â
Keamanan teknologi merupakan salah satu hal yang sangat penting dan fundamental, bukan hanya sebagai suatu pajangan. Keamanan menjadi salah satu pilar yang ada di negara, jadi apabila ditelantarkan lantas negara akan hancur. Seharusnya, keamanan negara dalam aspek apa pun perlu dijaga dan dipertahankan. Hal yang sama juga berlaku untuk keamanan negara. Sebagai negara berkembang, keamanan negara merupakan hal yang perlu diperbaiki, termasuk juga keamanan teknologi.
Jika dibandingkan dengan negara negara maju seperti Singapura atau Korea Selatan, keamanan teknologi di Indonesia masih tertinggal jauh. Singapura, misalnya, memiliki sistem pertahanan siber yang sangat canggih, dilengkapi dengan kebijakan ketat dan pengawasan berkelanjutan yang mampu menahan serangan siber dalam skala besar. Negara-negara maju sudah menerapkan enkripsi tingkat tinggi dan memperkuat literasi siber di kalangan masyarakat.Â
Di sisi lain, Indonesia kerap menjadi sasaran peretasan dan kebocoran data yang berulang, menunjukkan bahwa infrastrukturnya masih belum cukup kuat untuk menghadapi ancaman digital, dan masih berjuang dengan masalah dasar seperti kurangnya kesadaran akan pentingnya keamanan siber dan ketergantungan pada teknologi asing yang rentan.Â
Ini menunjukkan perlunya peningkatan signifikan di berbagai aspek keamanan digital untuk mengejar ketertinggalan dari negara-negara yang lebih maju dalam menghadapi era teknologi modern.
Menjaga keamanan negara tentu memerlukan langkah yang panjang dan rumit. Sekalinya keamanan ini hilang, negara bisa hancur kapanpun. Maka, seorang wakil rakyat dalam sebuah negara perlu menjaga dan memastikan agar keamanan ini terjaga. Masalahnya bagaimana?
Sudah menjadi hal yang lumrah dan masuk akal apabila wakil ini memiliki kemampuan dan skill yang cocok dan sesuai dengan apa yang dicari negara. Jangan sampai wakil negara yang menjaga keamanan ini malah tidak memiliki latar belakang politik atau informatika dan hanya bisa suap duit dan duduk dengan santai di kursinya dengan santai. Â
Sekarang coba dibandingkan dengan negara lain, seperti Amerika Serikat, pasti akan terasa perbedaan yang cukup signifikan. Amerika Serikat memiliki keamanan teknologi yang sangat kuat dan terdepan dalam pengembangan infrastruktur siber.Â
Melalui lembaga seperti Cybersecurity and Infrastructure Security Agency (CISA) dan National Security Agency (NSA), AS telah membangun pertahanan siber yang komprehensif untuk melindungi infrastruktur kritis, termasuk jaringan energi, keuangan, dan pemerintah.Â