Sebagai warga negara Indonesia, kita tahu bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki beragam kebudayaan. Salah satu budaya yang ada adalah budaya Jawa. Budaya Jawa merupakan salah satu budaya yang mungkin sering kita jumpai dalam hidup sehari-hari. Warga dengan etnis Jawa bisa banyak dijumpai di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Yuk kita pelajari ciri khas dan budaya-budaya yang dimiliki etnis Jawa.
Kepercayaan
Mayoritas masyarakat suku Jawa menganut agama Islam. Ini bisa dilihat dari banyaknya bangunan masjid dan mushola yang ada di Pulau Jawa. Namun masyarakat Suku Jawa yang menganut Islam masih dibagi lagi menjadi dua, yaitu santri dan abangan. Perbedaan yang ada hanya dari cara masyarakat mengamalkan nilai ajaran Islam. Kaum santri menjalankan ajaran agama Islam dan berpegang secara murni pada syariat, kitab suci dan sunnah Nabi, sedangkan kaum abangan cenderung mengikuti sistem kepercayaan lokal atau adat dibandingkan ajaran agama Islam.Â
Filosofi hidup sebagai kepercayaan lokal
Masyarakat suku Jawa dikenal dengan keramahannya dengan orang-orang asing. Selain itu, masyarakat suku Jawa juga memiliki dan memegang teguh terhadap filosofi hidup dalam kehidupan mereka sehari-hari. Beberapa filosofi yang digunakan adalah Narimo ing Pandum yang berarti menerima bagiannya masing-masing dan mengucap syukur kepada Tuhan terkait apa yang disediakan, Memayu hayuning pribadhi yang berarti menjadi rahmat bagi diri sendiri, Mamyu hayuning kulawarga yang berarti menjadi rahmat bagi sesama, dan Memayu Hayuning Bawana yang berarti tanggung jawab manusia untuk menjaga dan melestarikan alam sekitar agar alam memberikan hal baik kembali pada manusia dan menjaga hubungan manusia dengan alam.Â
Bahasa dan AksaraÂ
Mungkin kita familiar dengan bahasa yang digunakan, yaitu bahasa Jawa. Mayoritas masyarakat suku Jawa masih menggunakan bahasa Jawa untuk berkomunikasi. Bahasa Jawa juga memiliki tingkatan bahasa sesuai dengan lawan bicaranya, yaitu Ngoko lugu untuk berkomunikasi dengan orang sebaya atau lebih muda, Ngoko alus untuk berkomunikasi dengan orang yang sudah dikenal tetapi dengan kesopanan, serta Kromo lugu dan Kromo inggil  untuk berkomunikasi dengan orang yang lebih tua atau belum akrab. Perbedaan Kromo Lucu dan Kromo inggil berada pada kosakata yang digunakan. Bahasa Kromo ini hanya digunakan oleh masyarakat di Jawa Tengah dan Yogyakarta, sedangkan masyarakat Jawa Timur menggunakan bahasa ngoko. Selain perbedaan bahasa, ada juga dialek-dialek yang berbeda untuk setiap daerah.Â
Suku Jawa juga memiliki aksara kuno, yaitu hanacaraka. Hanacaraka masih diajarkan di institusi pendidikan dasar dan menengah meskipun sudah tidak digunakan sebagai bahasa komunikasi di zaman modern ini.Â
Tarian Daerah
Ada beragam tarian daerah yang dimiliki suku Jawa. Terdapat Tari Gambyong dari Jawa Tengah, Tari Reog dari Jawa Timur, dan Tari Serimpi dari Yogyakarta.Â
Tari Gambyong memiliki makna menunjukkan kecantikan serta kelembutan perempuan Jawa Tengah.