Mohon tunggu...
Jeanne Pita
Jeanne Pita Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kehilangan Formasi Lengkap, Saat Seperti Ini yang Kini Menumbuhkan Kehangatan Keluarga Kami

26 Februari 2018   12:20 Diperbarui: 15 Maret 2018   10:07 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Momen liburan kami di tahun 2014

Mungkin banyak orang yang menghabiskan waktu untuk meningkatkan kehangatan keluarga di akhir pekan. Memang akhir pekan menjadi hari yang rasanya ideal, karena hampir atau bahkan memang kebanyakan anggota keluarga tak lagi terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan dan sekolahnya. Namun saya rasa, hal ini menjadi sangat berbeda dengan keadaan keluarga kecil tempat saya bernaung.

Saya terlahir sebagai anak kedua dari tiga bersaudara. Kami tumbuh dan berkembang di sebuah kota kecil dan dingin di Jawa Tengah. Sejak lahir hingga lulus kuliah, saya menghabiskan hampir seluruh waktu hidup saya di kota kelahiran saya tersebut. Namun berbeda dengan kedua saudara kandung saya. Sejak lulus SMA, kakak dan adik saya sudah mulai merantau. Bahkan jika ada pepatah yang menyebutkan untuk menuntut ilmu sampai ke Negeri China, hal itulah yang dilakukan oleh adik saya. Sedangkan kakak saya memilih untuk singgah di kota lain yang masih berdekatan dengan kota kelahiran kami. 

Tidak cukup sampai disitu saja. Mama, sosok 'Wonder Woman' di rumah kami pun turut pergi merantau demi menyukupi kebutuhan pendidikan ketiga anaknya. Pada tahun 2013, tepat saat saya masuk kuliah, mama memutuskan untuk bertolak ke Barat. Saya rasa, semakin dingin saja suasana di rumah yang menyisakan saya dan papa, meski sesekali kakak saya juga pulang ke rumah.

Setiap orang yang menanyakan tentang papa dan mama, banyak yang mungkin heran mengapa kedua orang tua saya tinggal terpisah. Beberapa bertanya, "loh, kok pisah-pisah gitu?". Namun, ada pula yang meninggalkan anggukannya dengan raut wajah bertanya-tanya.

Saat kami masih berkumpul dan menjadi formasi lengkap, setiap momen tentu menjadi momen kebersamaan yang jangan sampai terlewatkan. Sejak kami masih sangat kecil, papa dan mama selalu menyatukan kami dalam setiap momen sederhana sekalipun. Seperti misalnya, papa dan mama mengajak kami untuk terlibat bersama dalam kegiatan di sekitar rumah, pergi ke gereja (tanpa terkecuali) setiap akhir pekan, hingga berbagai liburan untuk membuat kami selalu saling menyatu.

Kebersamaan setiap hari yang perlahan kami tinggalkan, tentu menjadi kerinduan untuk memiliki kehangatan keluarga di tengah keberadaan kami sekarang. Kini kakak saya tengah bekerja di pulau yang berbeda. Sedangkan adik saya masih menempuh pendidikan di negara yang berbeda. Papa dan mama pun masih berada di antara bentangan jarak yang sama. Sedangkan saya hari ini, memilih untuk bekerja di kota yang sama dengan mama dan tinggal bersama.

Bagi kami, hari bukan menjadi faktor penentu untuk menumbuhkan kehangatan di setiap pertemuan kami. Tanpa bertemu secara langsung pun, kami selalu berusaha untuk merajut kehangatan di tengah keluarga kami. Waktulah yang kini menjadi sahabat setia kami untuk saling tatap. Waktu sekecil apapun via berbagai jejaring sosial, kami berusaha untuk saling menyapa.

Sedangkan untuk bertemu secara langsung, kami dengan setia menunggu hari libur panjang kakak dan adik saya untuk kembali. Bagi kami, hari kasih sayang bukan soal peringatan setiap bulan Februari. Namun, kami menjadikan setiap hari saat kami saling menegur dan menyapa satu sama lain sebagai hari kasih sayang dalam keluarga kecil kami.

Untuk hari kasih sayang di bulan Februari tahun ini pun kami menghabiskan waktu di tempat kami masing-masing. Meski begitu, kami tak lupa untuk saling menyapa melalui video call atau hanya sekedar menyapa di grup chat kami. Mungkin di luar sana, banyak pula keluarga kecil yang tidak dapat bertemu dan saling sapa secara langsung setiap hari. Saya berharap, kehangatan keluarga tetap selalu menjadi kerinduan dan prioritas tanpa batas di tengah kesibukan kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun