Jembatan Ampera merupakan jembatan kebanggaan masyarakat palembang. Jembatan ini memiliki peran yang sangat vital bagi warga palembang karena menghubungkan dua daratan di palembang yang dipisahkan oleh sungai musik, yaitu seberang ulu dan seberang ilir. Setiap hari ratusan ribu masyarakat palembang, baik itu pejalan kaki maupun kendaraan bermotor memanfaatkan jembatan ini untuk melintas menuju tempat aktivitas mereka masing-masing.
Perjuangan mendirikan jembatan
Jembatan Ampera dibangun pada masa pemerintah Soekarno, tepatnya tahun 1962. Karena itu, jembatan ini pernah dinamakan jembatan Bung Karno. Dana pembangunan jembatan Ampera berasal dari hasil rampasan perang pemerintah Jepang. Itulah mengapa jembatan ini kemudian dinamakan Ampera yang merupakan singkatan dari amanat penderitaan rakyat. Tenaga ahli untuk membangun jembatan Ampera pun didatangkan dari Jepang.
Mengapa Dibangun?
Ide pembangunan Jembatan Ampera sebetulnya sudah ada sejak zaman Gemeente Palembang, yaitu pada tahun 1906. Sekitar tahun 1924, saat Walikota Palembang dijabat Le Cocq de ville, Ide ini dimunculkan kembali. Setelah Merdeka, tepatnya pada tahun 1956, DPRD peralihan kota besar Palembang kembali mengusulkan pembangunan jembatan tersebut. Akhirnya, Bung Karno menyetujui rencana pembangunan jembatan Ampera dengan syarat pada kedua ujung jembatan dibangun Sebuah taman terbuka.
Keunikan
Pada zamannya, Jembatan Ampera yang berkonstruksi baja ini sangat canggih. Dahulu bagian tengah jembatan ini dapat diangkat menggunakan peralatan mekanik. Untuk memberi jalan kepada kapal yang akan lewat supaya tidak mengenai badan jembatan. Pada saat bagian tengah jembatan diangkat, kapal dengan ukuran lebar 60 meter dan dengan tinggi maksimum sungai 44,50 meter dapat melalui jembatan ini untuk mengarungi Sungai Musi. Jika bagian tengah jembatan ini tidak diangkat, tinggi kapal maksimum yang dapat melalui bagian bawah jembatan hanya 9 meter dari permukaan air sungai.
Tidak Efektif
Sejak tahun 1970, aktivitas naik turunnya bagian tengah Jembatan Ampera tidak dilakukan lagi. Alasannya adalah efektivitas dan efisiensi waktu. Dengan kepadatan arus lalu lintas di atasnya, Butuh waktu sekitar 30 menit untuk mengangkat bagian tengah jembatan secara penuh.
Indahnya Ampera di Malam Hari
Jembatan Ampera merupakan tujuan wisata yang paling dinikmati di kota Palembang. Tempatnya strategis karena berdekatan dengan tempat wisata lainnya, yakni perahu, musem, benteng, dan Masjid Agung Palembang. Adanya pemandangan gemerlap lampu warna-warni menambah keindahan Jembatan Ampera pada malam hari.