Mohon tunggu...
Ze
Ze Mohon Tunggu... Mahasiswa - Yogyakarta State University

A long-life learner

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bau Nyale: Asal Mula Tradisi Unik Masyarakat Lombok

19 Mei 2024   19:29 Diperbarui: 19 Mei 2024   20:13 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bau Nyale adalah salah satu tradisi unik turun-temurun yang berasal dari suku Sasak di Pulau Lombok. Bau Nyale berasal dari kata 'Bau' yang berarti menangkap, dan 'Nyale' yang berarti cacing laut berwarna-warni. Masyarakat Lombok biasanya mengadakan upacara Bau Nyale pada tanggal 20 bulan 10 menurut penanggalan Suku Sasak, di sepanjang pantai selatan Pulau Lombok.

Tradisi Bau Nyale ini memiliki sejarah yang erat kaitannya dengan legenda Putri Mandalika. Menurut cerita rakyat, Putri Mandalika berasal dari Kerajaan Tonjang Beru di Lombok dan terkenal karena kecantikannya yang luar biasa serta sifatnya yang baik hati dan bijaksana. Banyak pangeran dari berbagai kerajaan ingin menikahinya. 

Namun, hal ini menyebabkan banyak kerajaan berperang untuk menunjukkan kehebatan mereka demi mendapatkan Putri Mandalika. Demi menghindari peperangan dan pertumpahan darah, Putri Mandalika akhirnya membuat keputusan untuk memberikan solusi dengan melompat dari tebing ke laut. Setelah terjun ke laut, Putri Mandalika kemudian berubah menjadi ribuan cacing laut di permukaan air.

Masyarakat percaya bahwa cacing-cacing tersebut adalah jelmaan Putri Mandalika yang berkorban agar semua orang bisa menikmatinya. Cacing-cacing laut ini kemudian dikenal dengan nama 'Nyale' dan diyakini membawa berkah bagi masyarakat. Untuk mengenang pengorbanan Putri Mandalika, masyarakat Lombok mengadakan tradisi tahunan yang disebut Bau Nyale.

Tradisi Bau Nyale merupakan warisan budaya yang sangat berharga bagi masyarakat Lombok. Dengan mempertahankan tradisi ini setiap tahun, masyarakat Lombok tidak hanya menjaga kearifan lokal, tetapi juga menarik wisatawan dari berbagai penjuru dunia yang turut mempromosikan kekayaan Lombok ke dunia internasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun