Pagi ini udara terasa sejuk sekali merasuk membius pusat syaraf, seperti biasanya kabut menghalangi jarak pandangku untuk saling bertatap muka dengan keindahannya. Menit berganti ketika aku suguhkan sebuah kopi hitam yang dapat mewakili jabatan persahabatan. Kemudian, tanpa kecanggungan kabut tipis pun perlahan terus membuka dari lembah indah ini dan seketika menghilang. Akhirnya terlihat di sekitar kawasan lembah mandalawangi, padang edelweiss yang begitu terasa indah untuk di pandang. Suara burung pun tak henti-henti berkicau untuk menemani suasana yang sejuk, damai, tentram dan mengantarkan untuk berfikir secara jernih. " Aku betah berada di sini dan ingin sekali tinggal di tempat ini, seandainya ini menjadi tempat tinggal untuk aku, entah apa yang akan terjadi dan entah apa yang di rasakan oleh aku. hati ini serasa sulit untuk meniggalkan nya, tapi kehidupan aku bukan disini, ini hanyalah keindahan alam yang begitu sangat menakjubkan". Inilah yang dirasakan ketika sekarang aku berada di lembah mandalawangi, dan ini menjadi sebuah renungan untuk aku. alam memang begitu memiliki keindahan yang tidak dapat bisa di cari tempatnya oleh manusia, tapi keindahan alam hanya bisa menyempurnakan hati dan pikiran kita untuk terus belajar. Aku akan kembali, jika masih diberi kesempatan hidup untuk datang ke tempat ini. Terima kasih ya allah, engkau telah mencerminkan pikiranku di tempat yang telah engkau buat, dengan segudang rasa hati ini engkau telah memberikan aku untuk datang ke lembah mandalawangi. Dan aku akan menceritakan keindahan lembah mandalawangi ini untuk orang-orang yang menghargai alam. Alun-alun/lembah Mandalawangi (Mt.pangrango) _Doly Jd_312
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H