Tak kan pernah menyangkal betapa berarti,
Sepasang dua bola hitam yang indah menatap bumi,
Menikmati sepi sembari menari dengan rebana menyongsong pagi,
Engkau adalah jendela jiwa terbuka membawa angin kreasi,
Menikmati sejuk pagi teriring hangat mentari,
Tertutup kala debu juga cemburu yang mencoba mengganggu,
Jiwa merana kau sambut dengan berkaca-kaca,
Tatkala haru menggapai mimpi juga tercipta kristal kemenangan,
Sejalan dengan hati demikian doa yang sesungguhnya terpatri,
Rasa cinta tak jarang benci memberi diri berteman sepi,
Betapa tertawan setiap nurani beradu lamunan jumpa di dua kelopak menawan,