Bubur ayam merupakan salah satu makanan favorit banyak orang, terutama sebagai sarapan atau makanan ringan. Kita sering melihat di warung-warung bubur ayam, pelayan akan mengaduk-aduk bubur ayam tersebut sebelum disajikan kepada pelanggan. Namun, apakah benar bubur ayam harus diaduk atau tidak?
Beberapa orang mengatakan bahwa bubur ayam harus diaduk secara terus menerus agar rasa dari bumbu dan daging ayam tercampur merata. Di sisi lain, ada juga yang percaya bahwa tidak perlu mengaduk bubur ayam karena dapat merusak tekstur dan kualitas daging ayam yang digunakan.
Pertama-tama, jika kita melihat dari segi rasa, mengaduk bubur ayam memang dapat memaksimalkan campuran rasa dari bumbu dan daging ayam. Saat diaduk, daging ayam akan tercampur merata dengan kuah dan bumbu, sehingga rasa dari seluruh bagian bubur ayam dapat terasa secara merata.
Namun, di sisi lain, jika kita mengaduk bubur ayam terlalu sering atau terlalu lama, tekstur dari daging ayam bisa rusak dan menjadi lembek. Terlebih lagi, jika daging ayam yang digunakan sudah cukup empuk, mengaduk bubur ayam bisa membuat daging ayam hancur dan menghasilkan bubur ayam yang kurang enak.
 Meskipun ada banyak sekali opini dalam topik ini. Topik ini telah menjadi sebuah topik panas dan saya sendiri pun penasaran dengan topik ini dan saya pun mencoba bubur ayam dengan keduanya. Saya pun berpendapat bahwa bubur ayam diaduk lebih nikmat dan lebih enak saat dikonsumsi. Bubur ayam yang diaduk mungkin terlihat kurang menarik namun bagi diriku, hal ini menjadi sesuatu yang insignifikan dan hanyalah hal kecil. Saat memakan makanan, rasa adalah segalanya. Saat memakan bubur yang tidak diaduk terasa bahwa hanya sebagian dari buburnya yang termakan. Dalam satu suap bisa saja yang termakan hanya bubur dan kacang sehingga menjadi sesuatu yang kurang nikmat. Bagi saya, bubur ayam seharusnya diaduk
