Mohon tunggu...
M Rosyid J
M Rosyid J Mohon Tunggu... Freelancer - Peneliti

Researcher di Paramadina Public Policy Institute

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jum’atan Bersama JK di Paramadina

23 Maret 2013   12:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:22 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13640156531196606459

[caption id="attachment_250860" align="alignleft" width="360" caption="Makan di kantin setelah Jumatan di Paramadina"][/caption] Ini sebenarnya sudah terjadi beberapa tahun terakhir, tetapi cuma karena aku malas menulis, jadilah ini sekarang terpikir. Jadi, JK atau Jusuf Kalla, mantan wapres RI kita ini semua sudah tahu kalau dia adalah ketua PMI pusat sekarang. Nah, apa yang menarik dari ini? Sebenarnya tak ada kalau kampusku, Paramadina, tak berlokasi berdekatan. Nyatanya, PMI dan paramadina hanya dipisahkan oleh satu kebun. Kami bersampingan. Lokasi yang berdekatan ini membuat kunjungan JK ke Paramadina sangat mungkin dan bisa saja sering. Nyatanya? Memang demikian. Dia berkunjung dan sering, terutama saat shalat Jum’at. Hampir seminggu sekali aku menyaksikannya sholat di Aula Nurcholish Madjid. Ia selalu dikawal dengan anggota paspamres. Sebenarnya aku tak yakin mereka memang paspamres atau bukan, tetapi karena bersama mantan wakil presiden, baiklah sebut saja mereka demikian. Nah, dari sinilah, aku bisa melihat macam orang apa dia. Aku tak yakin berapa umur dia, tapi kata Google, ia sekarang sudah berumur 70 tahun. Umur yang cukup bisa dibilang tua di Indonesia ini. Kenampakannya pun memang demikian, sudah banyak kerutan-kerutan di wajah dan ketika kau bersalaman dengannya, kau bisa rasakan kalau secara fisik luar memang dia sudah tua. Tapi kalau kau lihat bagaimana ia bicara, kurasa akan berbeda kesannya. Ia masih ceplas-ceplos dan juga suka mengumbar humor. Dia macam orang yang tak banyak gengsi dalam berbicara maupun dalam bersikap. Maksudnya, kalau bicara apa adanya, tak dibuat-buat. Itu menurutku. Gayanya yang segar dan humoris kukira membuatnya selalu bisa masuk ke semua kalangan, termasuk anak muda. Menurutku, inilah yang penting dimiliki calon pemimpin kita kelak: tak masalah umurnya berapa saja, tapi yang penting adalah semangat dan pemikiran serta sikapnya tetap bernapas muda dan segar! Setidaknya, coba saja bandingkan dengan pemimpin bangsa yang lain: SBY, ARB, Wiranto, dan Prabowo. Kalau mereka bicara itu macam dikesankan dan dibuat-buat. Baiklah, soal ini nanti saja dibahas. Kembali ke JK, kalau kau mau bincang-bincang sebentar dengan dia, dia OK. Beberapa kali mahasiswa langsung saja mengobrol dengan beliau saat shalat Jum’at belum dimulai. Setelah shalat biasanya ada yang minta foto. Setidaknya, apa yang dilihat di media dan apa kenyataannya itu sama. Coba kau bandingkan dengan ARB atau SBY. Di media menyatakan merakyat dan macam-macamnya, tapi kalau pas ketemu, hmm… bau sombong dan gengsinya sudah tercium bermil-mil. Baik, yang terakhir itu hanya konotasi, tapi intinya sikap yang dibuat-buat itu mengecewakan. Tapi inti dari cerita atau tulisan ini, atau kau mau bilang celotehan ini, adalah JK jum’atan di kampus Paramadina. Dan aku sering bertemu dengannya. Tak ada spesialnya sebenarnya, kecuali sikapnya yang tak menunjukkan kalau dia mantan Wapres. Karena dari hal-hal yang biasa-biasa begini orang malah terhormat, bukan karena hal yang dibuat-buat. (JM) Tulisan ini juga bisa dibaca di blogku ...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun