[caption id="attachment_345186" align="aligncenter" width="576" caption="Sumber: karikaturgambar.blogspot.com"][/caption]
Dalam masa kampanye seperti ini, ada dua cara untuk melawan dan manjatuhkan lawan. Pertama kampanye negatif kedua kampanye hitam. Dua cara ini tentu isinya sama, menjatuhkan lawan, tapi efeknya yang berbeda. Kampanye negative menjatuhkan lawan, kampanye hitam menjatuhkan dan mempermalukan diri sendiri.
Pertarungan dalam pemilu memang bukan ajang pencarian bakat. Ini pertarungan tinju. Yang diantisipasi adalah keunggulan lawan, yang dicari adalah kelemahan lawan. Pertarungan politik juga begitu, mana yang jadi keunggulan lawan harus dicari cara konternya, mana yang jadi kelemahan lawan kita cari bagaimana cara menyerangnya.
Namun cara itu cuma cara standar. Cara orang yang cuma ingin menjatuhkan lawan dan tak tahu apa yang ia akan lakukan untuk menang. Padahal untuk menang, ia harus tahu apa keunggulan dirinya sendirinya.
Dalam pemilu ini, pertarungan tinju sudah jelas tersaji antara Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta. Pertarungan terlihat ramai sekali. Hantam-menghantam terjadi. Mereka saling serang.
Antara dua jenis sarung tinju
Namun ada beda antara kedua tim ini. Dalam pertarungan tinju, Jokowi dan JK membawa sarung tinju standar. Sementara, Prabowo-Hatta membawa sarung tinju khusus. Kenapa? Jokowi JK yakin untuk memenangi pertarungan ini, sarung tinju standar sudah cukup. Mereka tahu kekuatan mereka dan track record mereka cukup untuk membuat lawan takut.
Dan benar. Lawan takut. Rekam jejak Jokowi dan JK yang nyata (artinya memang benar mereka telah banyak berbuat sesuatu untuk masyarakat) membuat lawan, Prabowo Hatta, yang baru naik ring untuk pertama kali takut. Bukan sarung tinju standar yang dibawa, tapi Prabowo Hatta membawa sarung tinju khusus. Apa khusus? Yang berduri mungkin.
Prabowo Hatta jelas menemukan bahwa diri mereka nir-track record. Ketika Jokowi dan JK sudah naik ring berkali-kali dalam dunia pemerintahan, Prabowo dan Hatta entah kemana. Hatta mungkin naik ring beberapa, tapi ia kalah berkali-kali. Setiap jabatan yang ia emban tak berprestasi.
Sarung tinju khusus ini tentu tak sesuai aturan permainan. Sarung tinju yang barangkali berduri inilah yang menjadi ilustrasi kampanye hitam dari kubu Prabowo Hatta. Pukulan demi pukulan pun menjadi aneh. Kampanye-kampanye serangan Prabowo-Hatta ke kubu Jokowi JK memang aneh.
Kenapa aneh? Sebab semua tak berdasar fakta. Pukulan isu yang dikembangkan pun beragam anomalinya. Mulai dari Jokowi nonmuslim, surat kabar fitnah Obor Rakyat, hingga yang mutakhir survei CNN palsu menjadi serangan ‘hitam’ kubu Prabowo.