Mohon tunggu...
Jayu Titen
Jayu Titen Mohon Tunggu... Lainnya - Ambtenaar, Blogger,

https://masjayu.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Hubungan Rumit antara Standar dengan Paten

17 Juli 2023   17:30 Diperbarui: 17 Juli 2023   17:34 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: slideplayer.com

Perang standar di bidang pertanian adalah "Perang Varietas Kapas" yang terjadi di India pada awal tahun 2000-an. Perang ini melibatkan persaingan antara dua varietas kapas yang berbeda, yaitu Bt Cotton dengan non-Bt Cotton.

Bt Cotton adalah varietas kapas yang telah dimodifikasi secara genetik untuk menghasilkan racun yang dapat melawan hama hingga mengurangi penggunaan pestisida. Varian ini dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi tertentu. Di sisi lain, non-Bt Cotton adalah varietas kapas biasa tanpa modifikasi genetik.

Kedua varietas ini bersaing untuk mendapatkan preferensi petani dan pemerintah. Bt Cotton dianggap memiliki keunggulan dalam hal mengurangi serangan hama dan meningkatkan hasil panen, namun di sisi lain, beberapa petani dan kelompok lingkungan menunjukkan kekhawatiran tentang potensi risiko lingkungan dan kesehatan yang terkait dengan penggunaan varietas kapas yang dimodifikasi secara genetik.

Perang standar ini terjadi ketika beberapa negara bagian di India mengeluarkan kebijakan yang berbeda-beda mengenai penggunaan Bt Cotton. Beberapa negara bagian mengizinkan penggunaan varietas ini, sementara yang lain melarangnya atau memberlakukan pembatasan tertentu. Hal ini menyebabkan kebingungan di kalangan petani dan ketidakpastian dalam industri pertanian.

Perang standar ini juga melibatkan perusahaan-perusahaan bioteknologi dan kelompok-kelompok lingkungan yang berusaha untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah terkait penggunaan varietas kapas yang dimodifikasi secara genetik.

Kondisi ini menimbulkan perdebatan sengit tentang keamanan, keuntungan, dan risiko dari kedua varietas kapas, serta mempengaruhi keputusan petani dalam memilih varietas yang akan mereka tanam. Perang standar ini akhirnya menciptakan ketidakpastian dalam pasar dan industri pertanian di India, sementara pemerintah terus mencari cara untuk mengatasi konflik dan mencapai kesepakatan yang menguntungkan semua pihak yang terlibat.

Contoh lain dari perang standar dalam bidang pertanian adalah persaingan antara berbagai metode atau praktik pertanian organik dan konvensional. Pertanian organik merupakan pendekatan pertanian yang berfokus pada penggunaan bahan-bahan alami dan prinsip-prinsip ekologi untuk meningkatkan kesuburan tanah dan mengurangi penggunaan pestisida dan pupuk kimia sintetis. Sementara itu, pertanian konvensional mengandalkan teknologi modern, seperti pestisida dan pupuk kimia sintetis, untuk meningkatkan hasil panen.

Perang Standar Pada Pertanian Organik

Perang standar ini terjadi karena beberapa negara atau wilayah menerapkan regulasi dan sertifikasi yang berbeda untuk pertanian organik. Beberapa negara mungkin memiliki standar yang ketat dan mengakui label organik tertentu, sementara yang lain mungkin memiliki standar yang lebih longgar atau bahkan tidak mengakui label organik tertentu.

Ketidakcocokan dalam standar dan sertifikasi organik dapat menyebabkan konsumen bingung dan ketidakpercayaan terhadap produk organik. Produsen pertanian organik yang ingin mengekspor produk mereka ke pasar luar negeri harus memenuhi berbagai persyaratan sertifikasi yang berbeda, yang dapat meningkatkan biaya dan kompleksitas bisnis mereka.

Perang standar ini juga dapat mempengaruhi hubungan perdagangan internasional dan mengganggu aliran produk pertanian organik di pasar global. Negara-negara dengan standar ketat mungkin membatasi impor produk organik dari negara lain yang tidak memenuhi standar mereka, sementara produsen dari negara dengan standar yang lebih longgar mungkin merasa tidak adil karena kesulitan masuk ke pasar dengan standar ketat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun