Mohon tunggu...
Semar Kuncung
Semar Kuncung Mohon Tunggu... wiraswasta -

marhaen yang bercita-cita sederhana, senang mencari ilmu yang bermanfaat, hoby naik gunung dan menjelajah alam bebas.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Jokowi, Pasar Tradisional, Mal, dan Revolusi Mental

14 Juni 2014   06:47 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:48 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

1."Tempat yang paling dicintai oleh Allah adalah mesjid, dan tempat yang paling dibenci Allah adalah pasar." [Sahih Muslim]

2.Dari Abdullah bin Umar dia berkata, "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menghadapkan wajah ke kami dan bersabda: "Wahai golongan Muhajirin, lima perkara apabila kalian mendapat cobaan dengannya, dan aku berlindung kepada Allah semoga kalian tidak mengalaminya; (1) Tidaklah kekejian menyebar di suatu kaum, kemudian mereka melakukannya dengan terang-terangan kecuali akan tersebar di tengah mereka penyakit Tha’un dan kelaparan yang belum pernah terjadi terhadap para pendahulu mereka. (2) Tidaklah mereka (para pedagang) mengurangi timbangan dan takaran kecuali mereka akan disiksa dengan kemarau berkepanjangan dan penguasa yang zhalim. (3) Tidaklah mereka enggan membayar zakat harta-harta mereka kecuali langit akan berhenti meneteskan air untuk mereka, kalau bukan karena hewan-hewan ternak niscaya mereka tidak akan beri hujan. (4) Tidaklah mereka melanggar janji Allah dan Rasul-Nya kecuali Allah akan kuasakan atas mereka musuh dari luar mereka dan menguasainya. Dan (5) tidaklah pemimpin-pemimpin mereka enggan menjalankan hukum-hukum Allah dan tidak menganggap lebih baik apa yang diturunkan Allah, kecuali Allah akan menjadikan rasa takut di antara mereka." (HR Ibnu Majah 4009)

Jokowi sering mengunjungi pasar-pasar tradisional, baik ketika masih berdinas sebagai walikota Solo serta ketika menjadi Gubernur DKI Jakarta, maupun dalam rangka kampanye Pileg lalu dan Pilpres saat ini. Bahkan beberapa waktu lalu, ketika Golkar mulai goyah untuk tidak mencalonkan ARB sebagai Capres dan Golkar gamang diantara dua pilihan antara Jokowi dan Prabowo, diantara loby-loby politik antara ARB dan Jokowi, salahsatunya dengan dilakukannya pertemuan antara keduanya di pasar tradisional Gembrong.

Tempat yang paling dibenci Alloh adalah pasar, sebagaimana riwayat di atas dalam hadits shahih Muslim.Mengapa ? karena di dalam pasar banyak terjadi penipuan, penghianatan, riba, sumpah palsu, menyalahi janji, lupa mengingat Allah, dan sebagainya. Juga ada korelasi antara pedagang curang yang mengurangi takaran/timbangan dengan azab Alloh kepada penduduk suatu negeri, yakni dengan menimpakan kepada penduduk negeri tersebut pemimpin yang zalim. Tetapi bukan artinya pergi ke pasar itu dilarang, karena Rasulullah s.a.w. pun pergi ke pasar dan para sahabat Rasul banyak pula yang berdagang atau berbelanja, serta bertransaksi di pasar. Hadits di atas lebih menekankan agar manusia tidak terlena dengan duniawi sehingga melupakan Alloh, serta senantiasa menjaga kejujuran, karena di pasar berpotensi melalaikan manusia dan sangat rentan dengan berbagai tindak penipuan bahkan kejahatan (kecopetan misalnya).

Pasar, baik pasar tradisional maupun modern (mal dan minimarket) secara fiqih sama saja, yang membedakan mungkin hanya manajemen dan tempatnya saja. Namun secara sosial masyarakat, perbedaan antara pasar tradisional dan modern sangat tajam. Pasar modern semacam mal dan minimarket dituding merugikan para pedagang pasar tradisional karena konsumen pasar tradisional banyak yang beralih berbelanja ke pasar modern, terutama bagi kalangan menengah ke atas.

Bagi konsumen pasar modern, pilihan berbelanja ke mal atau minimarket, selain alasan praktis dan ekonomis, juga karena nilai estetis (selera) dan prestise (gengsi). Terutama untuk alasan nilai estetis dan prestise ini, bisa dilihat ketika rakyat kecil yang dikategorikan miskin mendapat dana bantuan langsung tunai (BLT) sebagai kompensasi atas kenaikan harga BBM beberapa waktu lalu, dimana pada hari-hari pembagian BLT terjadi antrian di kantor pos sebagai tempat pembagian BLT, setelahnya banyak dari masyarakat miskin yang telah mendapat BLT di Kantor Pos tadi, kini giliran mengantri di kasir mal untuk menghitung belanjaan yang akan dibayar dengan dana BLT tersebut.

Jokowi sering mengungkapkan bahwa kunjungannya ke pasar-pasar tradisional, selain untuk mendengar aspirasi masyarakat bawah, adalah juga untuk lebih meningkatkan kualitas pasar tradisional sebagai penggerak ekonomi kerakyatan agar mampu bersaing dengan pasar modern. Meski harus disadari bahwa tetap harus ada proteksi dari pemerintah terhadap para pedagang kecil di pasar tradisional, yakni dengan membatasi pembangunan mal, sebagaimana yang telah dibuktikan oleh Jokowi saat menolak pembangunan mal di bekas pabrik es Saripetojo ketika ia menjadi walikota Solo.

Jika pasar tradisional kembali diminati oleh konsumen, maka diharapkan akan menaikkan taraf ekonomi masyarakat ekonomi kalangan menengah ke bawah. Tapi tentunya harus diimbangi dengan perbaikan-perbaikan struktur bangunan, lapak pedagang, dan perilaku pedagang pasar agar lebih menarik bagi pembeli, Diantara perilaku pedagang pasar tradisional yang harus diperbaiki agar lebih menarik bagi konsumen, adalah :

-timbangan dan takaran harus pas dan jangan dimanipulasi untuk meraih keuntungan lebih dengan cara yang curang.

-jangan berbohong atas barang yang dijual dengan mengatakan kebaikan atas barang tersebut dengan tidak menyebutkan kekurangannya,apalagi bersumpah palsu atas kebohongan itu.

-Bersikap simpatik terhadap pembeli atau calon pembeli yang menawar barang

Selain itu masih banyak hal-hal lain, tetapi intinya selain perbaikan struktur dan infra struktur pasar, agar pasar tradisional lebih diminati, maka diperlukan pula perbaikan moral pedagang. Tema Jokowi untuk Pilpres kali ini adalah Revolusi Mental, sebagai bentuk perbaikan mental anak bangsa seluruhnya, baik pejabat maupun rakyatnya tanpa kecuali, agar merubah secara total cara pandang dan pola pikirnya, diantaranya dari pola pikir negatif menjadi pola pikir yang positif, pola pikir negatif misalnya : memperdayai dan berbohong, menjadi pola pikir positif, misalnya : mengutamakan kejujuran.

Salah satu upaya perbaikan ekonomi mendatang yang pro kerakyatan adalah pengembangan pasar tradisional yang harus seiring dengan perbaikan kualitas pasar tradisional, terutama para pedagangnya. Untuk perbaikan kualitas pedagang pasar tradisional, memerlukan perbaikan moral pedagang. Perbaikan moral pedagang memerlukan revolusi mental untuk merubah 180 derajat pola pikir dan cara pandang menjadi lebih jujur dan lebih simpatik, sehingga konsumen menjadi lebih tertarik berkunjung dan berbelanja di pasar tradisional.

Keberhasilan Revolusi mental dalam bentuk perbaikan moral para pedagang, tergantung kepada kemauan berubah serta kesadaran para pedagang pasar tradisional akan kemanfaatan dari kejujurannya dalam berdagang, yakni akan menambah kepercayaan konsumen. Apakah para pedagang ingin tetap seperti saat ini yang keberadaannya terus terancam tergerus oleh pemodal besar yang membuka pasar modern, atau mampu me revolusi mentalnya menjadi lebih baik dengan mengutamakan kejujuran.

Bilamana para pedagang sudah tidak lagi berlaku curang dengan mengurangi timbangan/takaran dan merubah diri menjadi lebih jujur, maka selain akan berbalik menjadi keuntungan buat para pedagang itu sendiri, juga secara umum bagi negeri kita ini in sya Alloh Indonesia tidak akan dipimpin oleh pemimpin zalim yang menindas, bahkan akan menjadi negeri yang dicita-citakan sejak Proklamasi tanggal 17 Agustus 1945, yang menurut bahasa Qur annya : Baldatun thoyibatun wa Robbun Ghofuur

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun