Mohon tunggu...
Jayanto
Jayanto Mohon Tunggu... Programmer - passion - family - meditation

passion - family - meditation

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perjalanan: Hidup Lebih Sulit Dipikirkan daripada Dijalani

31 Mei 2017   22:25 Diperbarui: 31 Mei 2017   22:29 1113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perjalanan: Hidup Lebih Sulit Dipikirkan daripada Dijalani

Tak ada manusia yang tidak pernah melakukan perjalanan. Sekadar pergi ke sekolah, ke pasar, ke rumah keluarga, ke tempat ibadah dan berbagai tempat lainnya. Seperti normalnya sebuah perjalanan, ada pergi ada pulang.

Saya sering merasakan kalau setiap kali pergi, lebih terasa lebih lama dibandingkan dengan waktu kembali. Entah pergi ke kantor, ke luar kota, atau kemanapun, serasa pergi terasa lebih lambat. Apalagi kalau berpergian harus berganti kendaraan beberapa kali, rasanya lamaaaaaaaaaaaa sekali. Bahkan sering juga terucap keluhan.

Anehnya kalau kembali terasa lebih cepat, walaupun secara waktu kalau dihitung, antara pergi dan pulang tidak berbeda jauh. Kadang-kadang kalau pulang lebih lama, tetap tidak terlalu terasa.

Kalau pergi, saya merasa ingin cepat-cepat sampai. Ingin cepat sampai ke kantor, ingin cepat sampai ke pasar, ingin cepat sampai ke tempat wisata. Karena begitu antusias, terasa waktu terasa lambat berjalan. Tempat tujuan merupakan tepat yang jauh lebih menarik atau lebih menguntungkan atau lebih menyenangkan, sehingga saya ingin cepat sampai.

Perjalanan pulang, sudah tidak ada perduli lagi. Rumah, dari pergi sampai pulang belum ada perubahan. Ya itu-itu aja, gak ada yang perlu kejar, gak perlu buru-buru.

Perjalanan pergi, rasanya terasa lebih berat. Lebih berat karena kita memikiran. Perjalanan pulang tak terasa karena kita tak memikirkan, perjalanan pulang berlalu seperti apa adanya, mungkin karena saya sudah capai atau tujuan perjalanan sudah tercapai.

Saya teringat setiap kali saya pindah kerja ke perusahaan yang baru, saya merasa khawatir apakah saya bisa bekerja dengan baik atau tidak. Tapi begitu dijalani, ternyata tidak sesulit yang dipikirkan. Tapi memikirkannya beberapa hari sebelum mulai kerja jauh lebih membebani daripada menjalankan pada hari-hari berikutnya.

Seperti kata orang bijak: Hidup lebih sulit dipikirkan daripada dijalani.

31 Mei 2013

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun