Ketidak-kekalan ini adalah suatu kebenaran yang hakiki, kebenaran yang mutlak. Karena kebenaran ini berlaku pada apapun di bumi ini, di alam semesta ini, berlaku pada siapapun, di bumi ini ataupun di alam semesta. Tidak ada yang dapat terhindar dari perubahan, apapun, siapapun.
Anicca bukan milik Buddhisme. Karena sebelum adanya Buddhisme di bumi ini, Anicca, ketidak-kekalan sudah ada. Bahkan sebelum bumi ini ada. Buddha Gautama memberi nama ketidak-kekalan sebagai Anicca, dan mengingatkan, mengajarkan bahwa ada satu kebenaran yang harus diterima, bahwa segala sesuatu tidaklah kekal, segala sesuatu muncul, berlangsung dan lenyap, Anicca. Siapapun boleh memahami dan mengerti soal ketidak-kekalan, Anicca, karena milik alam semesta.
Ketidak-kekalan, Anicca adalah sesuatu yang netral, tidak berpihak pada siapapun. Tidak berpihak pada yang menolak atau yang membela. Anicca juga tidak berpihak pada kebenaran atau kejahatan, Anicca bukan milik siapapun, bukan milik seseorang, suku, aliran, agama atau siapapun.
Seandainya kita menolak ketidak-kekalan, perubahan tetap terjadi. Menolak ketidak-kekalan adalah tindakan yang tidak bijaksana. Karena perubahan tidak akan terhenti walaupun kita tidak menolak, membenci, atau dengan alasan apapun perubahan tidak akan mungkin bisa dihentikan.
Menolak ketidak-kekalan adalah suatu tindakan yang tidak bijaksana, atau bisa dikatakan tindakan yang bodoh. Jika sesuatu yang tidak mungkin terjadi dan kita berharap terjadi, tentu suatu tindakan yang sia-sia, suatu tindakan bodoh.
Dalam kenyataan hidup kita sering melakukan kebodohan ini, berharap tidak tua, berharap apa yang kita miliki tidak pernah berubah, berharap tetap cantik, berharap segala sesuatu yang baik-baik tidak berubah. Jika tetap saja berpegang ingin kekal, tidak ingin berubah, kita akan menderita karenanya, karena perubahan tidak memperdulikan apa yang kita inginkan.
Adalah suatu yang bijaksana jika kita berusaha untuk menerima ketidak-kekalan, Anicca. Kita tau kalau kita akan tua, kita tidak akan dapat menghindari penuaan. Kita juga tau suatu saat kita akan sakit, kita tidak dapat menghindari penyakit. Kita juga tau akhirnya kita akan mati, kita tidak mungkin menghindari kematian. Semua yang kita miliki juga akan berpisah dari kita, semua yang kita cintai juga akan berpisah dari kita.
Dengan merenungkan hal ini masalah hidup yang sedang menghimpit kita saat ini bukanlah sesuatu yang luar biasa, karena masalah hidup sebenarnya juga berubah, tidak kekal, Anicca. Cepat akan atau lambat masalah yang paling rumitpun akan berakhir. Kapan berakhirnya tergantung seberapa besar daya upaya kita menyelesaikan masalah tersebut.
Dengan menyadari kalau masalah hidup yang ringan, sedang atau berat juga akan berakhir, Anicca, membuat kita akan selalu penuh harapan, rasa putus asa akan menjauh, membuat hidup penuh semangat. Melihat hidup dengan harapan.
Demikian juga kesenangan, keuntungan, kebahagiaan juga akan mengalami perubahan, tidak kekal, Anicca. Semuanya juga akan berakhir, dengan menyadari akan hal ini, ketika kita sedang beruntung, kita tidak akan sombong, tidak akan sesumbar, karena keberuntungan itu akan berakhir juga. Ketika sedang diliputi menikmati kesenangan, kita tidak akan berlebihan, karena tau bahwa kesenangan juga akan berakhir.
Dengan menghayati adanya ketidak-kekalan, Anicca, hidup yang berat akan dapat dilalui dengan lebih mudah, lebih ringan. Ketika kesenangan tiba, tidak membuat kita mabuk kepayang. Menjalani hidup dengan lebih tenang, lebih damai.