Dari sekian juta anak Indonesia, berapa persen dari mereka yang hafal lagu nasional? Dari sekian juta lagu yang sering diperdengarkan dan didengarkan anak-anak kita, berapa persen lagu yang liriknya mengandung nilai atau minimal, tidak merusak moral?
Ini baru tentang lagu, belum tentang tontonan yang disajikan stasiun TV yang dengan mudahnya disaksikan anak-anak di rumah, juga belum lagi tentang games internet yang dengan mudahnya dapat diakses oleh anak-anak dengan jaringan internet di rumah,cafe atau di sekolahnya.
Pengrusakan akhlak merebak sungguh mengerikan…
Ketiga fenomena di atas (lagu, film dan games) adalah yang sudah banyak dibicarakan, khususnya oleh aktivis pendidikan, psikolog dkk di kota-kota besar. Masalah anak-anak kampung bisa jadi lebih mengerikan daripada itu semua. Bukan hanya lagu-lagu dengan lirik-lirik aneh yang dilahap begitu saja, film dari layar kaca di rumah, bahkan serba-serbi lainnya yang berkedok hiburan. Sebagai contoh, Madun (Penyanyi dangdut dengan goyangan ‘maaf’ HOT). Kesemua itu, dengan mudahnya dilahap karena tanpa dibarengi pengetahuan oleh orang tua ataupun pelaku pendidikan yang seharusnya mampu membentengi anak-anak dari pengaruh buruk hal-hal tersebut.
Kesemua itu adalah tanggung jawab kita yang telah terlanjur bergabung sebagai orang tua, guru, tokoh agama, atau pada apapun kita bergelut yang melibatkan anak-anak dalam kehidupan kita. Bukan hal mudah mendepak semua hal itu dari negeri kita, tapi setiap kita bisa melindungi minimal anak-anak yang bersentuhan langsung dengan dunia kita. Dan itu lebih baik daripada sekedar menggerutu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H