Mohon tunggu...
Jaya Mulyadi
Jaya Mulyadi Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan pembelajar

Hobi olahraga, bertani

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tak Perlu Menunggu Kaya untuk Berbagi

6 April 2023   07:46 Diperbarui: 6 April 2023   07:52 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menjadi seorang yang kaya raya ( miliader ) adalah dambaan setiap orang, dengan harta kekayaan yang berlimpah, kita bisa membeli dan mendapatkan apa yang diinginkan. Tetapi tidak semua orang diberi kesempatan oleh yang maha kuasa atau di takdirkan menjadi seorang yang kaya raya. Meskipiun begitu, tentu kita harus bersyukur dengan apa yang kita dapat hari ini,karena diluar sana masih banyak orang tak seberuntung kita.

Dikehidupan dan disekeliling kita ada saudara,tetangga atau teman yang dilihat dari segi ekonomi mampu secara finansial lebih dari kita tetapi ada juga dibawah kita. Di belahan bumi lain di negara miskin atau berkembang masih banyak orang untuk memenuhi kebutuhan pokoknya saja harus bekerja keras dengan hasil yang tak sepadan.

Menjadi miskin juga bukanlah suatu pilihan yang diinginkan.Banyak hal yang membuat seseorang  atau pemerintahan suatu negara menjadi miskin.Tidak sedikit masyarakat termiskinkan karena akibat dari apa yang disebut dengan kemiskinan struktural. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadi kemiskinan, diantaranya ; korupsi, Lapangan kerja terbatas, sumber daya manusia yang belum berkualitas ,keterampilan yang kurang. Mereka juga harus bersaing dengan sesamanya,mereka harus manaklukkan kerasnya faktor alam ditambah lagi  konflik politik yang berkepanjangan antar kelompok. Tapi kemiskinan bukan seuatu yang tak bisa diatasi.Tinggal bagaimana kita mau dan serius membantu mereka atau negara yang miskin. Memang ! tidaklah semudah membalikkan tangan mengangkat derajat mereka keluar dari kemiskinananya. Perlu upaya yang terarah, teroganisir yang terus menerus dilakukan baik secara individu, kelompok atau organisasi organisasi kemanusian untuk mengatasi kemiskinan struktural

Lalu bagaimana peran kita membantu mengentaskan kemiskinan ? Kita bukanlah siapa siapa. Bukan seorang yang kaya raya.Bukan seseorang yang punya kekuasaan yang menentukan arah kebijakan. Kita hanya seseorang yang masih punya pekerjaan, masih punya penghasilan. Apakah bisa membantu meringankan beban kehidupan mereka ? Tentu saja bisa. Tak ada sesuatu yang tak mungkin kalau kita mau berusaha dan ada niat yang baik juga ikhlas.

Sebagai permulaan, beberapa hal yang dapat kita lakukan :

  • Menyisihkan sebagian dari penghasilan kita untuk kegiatan amal.

Kegiatan ini bisa dilakukan sebulan sekali , 2 minggu sekali ataupun seminggu sekali. Adapun berapa persen yang harus di sisihkan tergantung kita, disesuaikan dengan penghasilan dan kebutuhan kita.

  • Hemat, mengurangi belanja yang tidak diperlukan

Kadang kadang Kita berbelanja, sebenarnya barang yang kita beli sudah ada atau tidak diiperlukan. Hanya karena mengikuti hasrat berbelanja dan gaya hidup, bukan karena kebutuhan

  • Menjual barang barang yang masih layak di pasar loak lalu uang dikumpulkan atau memberikan barang tersebut pada orang yang membutuhkan.
  • Bersama sama menggalang dana melalui komunitas komunitas dimana kita bekerja atau dilingkungan tempat kita tinggal.
  • Mengunjungi panti panti  jompo atau panti yatim piatu untuk berbagi.

Kita tahu, akibat pandemi covid 19 yang belum seratus persen tuntas, banyak kegiatan ekonomi yang mengalami kemunduran.Banyak tenaga kerja yang dirumahkan. Penghasilan berkurang. Perdagangan yang langsung menghubungkan pembeli dan pedagang terganggu, butuh waktu untuk memulihkannya.Semoga tidak ada lagi  covid 19 dan covid covid yang lain  

Roda dunia masih berputar. Di ufuk timur matahari masih bersinar, kita masih diberi kesempatan dan napas oleh yang Maha Kuasa untuk melanjutkan kehidupan. Dengan terus berjuang , bekerja dan berdoa mudah mudahan kehidupan kita ,karir kita akan lebih baik. Hari ini harus lebih dari hari kemarin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun